Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sebanyak 161 negara mendapatkan penurunan peringkat utang atau Sovereign Credit Rating dari lembaga pemeringkat Internasional. Indonesia tetap berada dalam level stabil.
"Ini adalah sesuatu yang sangat remarkable karena 161 negara banyak sovereign yang mengalami downgrade, artinya mereka menurun dan bahkan 109 mengalami revisi outlook-nya negatif. Hanya 30 rating yang mengalami upgrade," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Selasa (20/12/2022).
Lembaga pemeringkat seperti R&I, S&P, JCR Agency, dan Moody's mempertahankan peringkat utang Indonesia dengan outlook stabil. Terbaru Fitch memberikan peringkat BBB dengan outlook stabil pada 14 Desember 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menggambarkan bahwa Indonesia dalam posisi yang kuat, kredibel dan terjaga. Ini yang harus kita jaga bersama," tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut salah satu yang menopang outlook baik itu adalah APBN dan kebijakan makro yang konsisten memberikan dampak terhadap kinerja Surat Berharga Negara (SBN) yang lebih baik dibandingkan negara lain.
Sebagai informasi, credit rating adalah penilaian yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya secara tepat waktu (credit worthiness).
'BBB' merupakan rating peringkat terendah kedua sebelum menyentuh level lebih tinggi lagi yani BBB+ lalu 'A-' kemudian 'A', dan seterusnya hingga mencapai paling tinggi yakni 'AAA'.
Peringkat ini mencerminkan pengaturan kelembagaan negara yang stabil, prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, dan pengaturan kebijakan fiskal yang bijaksana secara historis.
(aid/zlf)