Deretan BUMN yang 'Disuntik Mati' hingga 2022

ADVERTISEMENT

Year in Review 2022

Deretan BUMN yang 'Disuntik Mati' hingga 2022

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 09 Jan 2023 06:00 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta -

Sejumlah perusahaan plat merah telah dibubarkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, atas persetujuan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Upaya ini terus didorong sejalan dengan roadmap 2024-2034, yakni memangkas BUMN yang saat ini berjumlah 41 menjadi hanya tinggal 30 perusahaan.

Salah satu kriteria pembubaran ini ialah apabila BUMN tersebut sudah tidak beroperasi. Perihal pembubaran BUMN juga akan dibahas lebih mendetail dalam RUU BUMN yang masih terus diproses hingga saat ini.

Menurut catatan detikcom, pada 2021 lalu, Erick Thohir mengumumkan akan membubarkan sebanyak 7 BUMN. Katanya, ketujuh perusahaan ini sudah lama tidak beroperasi sehingga nasib para pegawainya dapat dikatakan terkatung-katung alias penuh ketidakpastian. Bahkan perusahaan-perusahaan ini dianggap sebagai BUMN 'hantu' karena kondisinya yang sudah berat.

7 BUMN tersebut yakni PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).

"Ketika kita melihat ada satu perusahaan yang tidak sehat dan ini sekarang terbuka digitalisasi dan marketnya, itu kalau tidak diambil keputusan cepat nanti akan membuat perusahaan itu makin lama, makin tidak sehat. Padahal dalam waktu yang singkat kita bisa perbaiki, cuma karena prosesnya belum, jadi nggak sehat. Akhirnya bukan nggak sehat aja, jadi bangkrut dan tutup," kata Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, September 2021 silam.

Berikut sederet BUMN 'hantu' yang sudah dibubarkan maupun yang akan segera bubar.

1. PT Kertas Kraft Aceh

Pada 2020 lalu dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Erick Thohir sempat menyampaikan kalau PT Kertas Kraft Aceh ialah salah satu perusahaan yang masuk kategori dead weight alias 'sekarat'. Untuk perusahaan kategori ini, setidaknya ada dua opsi yakni ditutup atau merger.

Bahkan, perusahaan ini sempat menjadi pasien dari PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA. Kertas Kraft Aceh mengalami segudang masalah mulai dari kas seret hingga menghadapi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Akhirnya, pada Maret 2022, Erick mengumumkan Kertas Kraft Aceh sebagai salah satu di antara 3 BUMN yang ia bubarkan kala itu. Erick juga mengatakan, Kertas Kraft Aceh sudah tak beroperasi sejak 2008.

2. PT Industri Gelas (Persero)

PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas merupakan salah satu BUMN 'hantu' yang asetnya sempat dibeli oleh PPA, sebagai salah satu upaya restrukturisasi
untuk penyelesaian hak 428 orang eks karyawan dalam bentuk pesangon. Langkah restrukturisasi ini dilakukan pada September 2021 silam.

Namun pada Maret 2022, Iglas menjadi salah satu di antara 3 BUMN yang dibubarkan oleh Erick. Diketahui, perusahaan ini sudah tidak beroperasi sejak 2015 silam.

3. PT Industri Sandang Nusantara (Persero)

PT Industri Sandang Nusantara (Persero) juga termasuk ke dalam BUMN yang dibubarkan Erick pada Maret 2022. Perusahaan ini sudah berhenti beroperasi sejak 2018 silam.

BUMN ini juga termasuk ke dalam perusahaan yang ia singgung sebagai kategori dead weight alias 'sekarat' pada rapat dengan Komisi VI DPR RI 2020 lalu. Dia mengatakan, perusahaan ini sudah tidak bisa berkompetisi.

"Kita contohkan seperti Industri Sandang Nusantara ini sudah tidak maksimal, tidak kompetisi, tapi sayang sekali asetnya masih ada. Tapi kalau aset dan lain-lain dianggurkan seperti juga Merpati menjadi barang tidak berharga bahkan pegawainya tidak ada," paparnya, Februari 2020 silam.

Lihat juga video 'Erick Thohir: Tak Semua Gen-Z Beruntung, Susah Cari Kerja':

[Gambas:Video 20detik]



Lanjut ke halaman berikutnya.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT