HM Sampoerna Ekspor Produk Tembakau Bebas Asap ke Asia Pasifik

HM Sampoerna Ekspor Produk Tembakau Bebas Asap ke Asia Pasifik

Irvan Maulana - detikFinance
Selasa, 17 Jan 2023 14:46 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melepas ekspor perdana produk tembakau inovatif bebas asap PT HM Sampoerna Tbk, Jabar, Kamis (12/1/2023)
Foto: Dok. Sampoerna
Karawang -

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) telah meresmikan fasilitas produksi dan pelepasan ekspor perdana produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat, Kamis (12/1) lalu. Fasilitas produksi ini merupakan bagian dari investasi dan penciptaan nilai ekonomi Sampoerna di Indonesia.

Fasilitas produksi ini telah beroperasi pada kuartal IV 2022 yang dibangun sejak akhir 2021. Realisasi investasi dari fasilitas ini senilai lebih dari US$ 186 juta, melebihi komitmen yang diumumkan sebelumnya.

Pabrik HEETS di Indonesia difokuskan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik maupun pasar domestik dan sejalan dengan prioritas pemerintah untuk mendorong investasi dan peningkatan ekspor barang jadi. Pabrik HEETS di Indonesia ini merupakan fasilitas produksi Philip Morris International (PMI) untuk produk tembakau inovatif bebas asap yang pertama di Asia Tenggara dan ketujuh di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ucapkan selamat kepada seluruh manajemen dan karyawan Sampoerna atas peresmian fasilitas produksi dan pelepasan ekspor perdana produk tembakau inovatif bebas asap," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya, Kamis (12/1/2023).

Ia menjelaskan investasi yang dilakukan Sampoerna ini diharapkan dapat memberi dampak positif dalam mendorong inovasi, serta penciptaan nilai ekonomi pada banyak sektor antara lain sektor UMKM, ritel tradisional, kemitraan dengan petani, dan pengembangan research and development (R&D).

ADVERTISEMENT

Prosesi peresmian turut disaksikan oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Susiwijono Moegiarso, dan Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika.

"Kita sangat mengapresiasi investasi dari teman-teman Sampoerna ke Indonesia. Khususnya, tidak hanya sekedar investasi, tapi juga membawa inovasi barunya. Ini tentu salah satu produk alternatif yang inovatif," ujar Laksana Tri Handoko dalam sambutannya.

Investasi tersebut merupakan bentuk nyata dukungan Sampoerna terhadap upaya pemerintah dalam mendorong ketahanan ekonomi nasional di tengah kondisi ekonomi global yang menantang.

Di samping itu, fasilitas produksi berteknologi tinggi yang dibangun di Karawang ini juga bertujuan mendukung transformasi sektor manufaktur yang tertuang dalam peta jalan 'Making Indonesia 4.0' yang telah dicanangkan pemerintah.

Sementara Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas iklim investasi yang kondusif, serta komitmen dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional.

"Sebagai perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia selama hampir 110 tahun, kami berharap dapat terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia melalui investasi berkelanjutan serta dampak ekonomi bagi mata rantai dan ekosistem industri tembakau nasional secara keseluruhan," ujar Vassilis.

Dikatakan Vassilis, di samping pembangunan pabrik, Sampoerna juga berkomitmen untuk menciptakan nilai tambah ekonomi yang mencakup peningkatan berbagai sektor.

"Semoga kami juga bisa meningkatkan kapasitas riset, penyerapan tenaga kerja berketerampilan tinggi, pembelian pasokan tembakau lokal, pemberdayaan UMKM yang mencakup dukungan digitalisasi dan peningkatan kapasitas peritel tradisional, pengoperasian pusat layanan digital, serta peningkatan kinerja ekspor," paparnya.

Investasi jangka panjang Sampoerna, kata Vassilis, juga merupakan bukti kepercayaan pihaknya kepada kepastian iklim investasi dan usaha di Indonesia.

"Saya berharap, investasi kami turut memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi dari dalam dan luar negeri," pungkasnya.

Selama lebih dari satu dekade, PMI telah berinvestasi lebih dari US$9 miliar untuk mengembangkan dan memperkenalkan produk tembakau inovatif bebas asap. Pengembangan ini melibatkan lebih dari 980 ilmuwan, insinyur, teknisi, dan staf pendukung, termasuk dari Indonesia.

Dengan mengedepankan penelitian ilmiah dan teknologi, IQOS memanaskan batang tembakau yang menggunakan tembakau asli tanpa pembakaran, sehingga mengurangi paparan zat berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga rata-rata 90-95% lebih rendah dibandingkan dengan asap rokok.

"IQOS ini menggunakan perangkat elektronik untuk memanaskan tembakau, dan bukan membakarnya. Proses pemanasan berlangsung maksimal 350 derajat celcius. Oleh karena itu, tidak ada api, abu, maupun asap," ungkap Vassilis.

Ia menambahkan, produk tembakau inovatif bebas asap mengandung nikotin. Walaupun menyebabkan ketergantungan, nikotin bukan penyebab utama penyakit terkait merokok. Oleh karena itu, penghantaran nikotin dapat dilakukan tanpa melibatkan pembakaran.

Saat ini produk bebas asap PMI sudah tersedia di 70 pasar di seluruh dunia. Berdasarkan data PMI pada September 2022, sekitar 13,5 juta konsumen dewasa di seluruh dunia telah beralih ke IQOS dan berhasil berhenti merokok.

Di Indonesia sendiri, IQOS telah diperkenalkan melalui skema uji pasar terbatas sejak tahun 2019 dan tersedia di kota-kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Denpasar, Bandung, Medan, Pekanbaru, Palembang, Makassar, Balikpapan, Samarinda, dan kota-kota lainnya.

"Berdasarkan hasil riset ilmiah PMI dan lembaga independen, beralih sepenuhnya ke IQOS mengurangi bahaya dibandingkan dengan terus merokok," pungkasnya.

Vassilis menegaskan bahwa, produk bebas asap tidak sepenuhnya bebas risiko, dan hanya ditujukan bagi perokok dewasa yang memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau atau produk nikotin dengan resiko lebih rendah.


Hide Ads