Prospek Bisnis Pengiriman Barang, Masihkah Cerah Setelah PPKM Dicabut?

ADVERTISEMENT

Prospek Bisnis Pengiriman Barang, Masihkah Cerah Setelah PPKM Dicabut?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 01 Feb 2023 21:00 WIB
Akbar Fadilah adalah satu dari sebagian kurir TIKI yang bertugas mengirimkan paket barang hingga ke daerah pedalaman seperti Baduy Dalam dan Baduy Luar. Begini kiprahnya.
Foto: Rachman_punyaFOTO
Jakarta -

Pemerintah resmi mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia pada akhir Desember 2022 lalu. Ini artinya, masyarakat bisa melakukan kegiatan seperti biasa, namun tetap menerapkan protokol kesehatan.

Mulai dari makan di restoran, berwisata sampai berbelanja ke mal serta ke pasar dengan mudah. Apalagi selama 2 tahun belakangan, masyarakat melakukan kegiatan secara terbatas dan lebih banyak mengandalkan platform belanja online untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Direktur Pelaksana TIKI Trie Maulana Apriyanto mengatakan kondisi ini mendorong pertumbuhan sektor logistik. Dia menyebut hingga kuartal III 2022 pertumbuhan tercatat 15,79%, lalu kuartal II 21,2%. "Angkanya terus meningkat, meski dalam kondisi pandemi," kata dia kepada detikcom, belum lama ini.

Trie melanjutkan dengan dicabutnya PPKM ini akan ada sektor-sektor yang kembali pulih seperti pariwisata, transportasi, perdagangan, makanan, minuman, listrik, gas dan sektor pemerintahan. Sektor tersebut akan membuat logistik terus bergerak dan tumbuh.

"Meskipun pertumbuhan masih menjanjikan, tapi harus waspada juga, karena kan ada juga prediksi soal resesi. Ini tentu akan mempengaruhi aktivitas perdagangan," ujar dia.

Trie juga menjelaskan, kebiasaan berbelanja masyarakat juga akan berubah dengan dicabutnya PPKM ini. Memang, awal pandemi ini masyarakat berbondong-bondong berbelanja secara online. Namun dengan dicabutnya PPKM, akses ke toko-toko offline semakin mudah.

Meski begitu, kondisi ini tidak akan terlalu besar dampaknya. Apalagi saat ini sektor digital marketing terus berkembang pesat dan membuka peluang pasar baru setiap harinya.

Dia mengungkapkan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kini masih membutuhkan jangkauan pasar yang lebih luas. Salah satu caranya adalah dengan menjual melalui platform e-commerce.

"UMKM ini masih terbatas, jadi masih membutuhkan jaringan online untuk memperluas pasar," jelasnya. Karena itu, peran perusahaan logistik masih sangat besar untuk membantu UMKM-UMKM ini agar terus berkembang.

Sebagai perusahaan logistik tertua di Indonesia, TIKI memiliki beberapa strategi untuk mempertahankan bisnis. Misalnya mulai dari mengenali kebiasaan konsumen dan memberikan apa yang diinginkan para konsumen. Seperti menyediakan layanan antar jemput, booking online hingga drive thru.

Lalu memperluas jaringan perusahaan. Hal ini demi menjangkau seluruh konsumen di berbagai wilayah. Kemudian dengan perluasan jaringan ini TIKI memiliki standar proses untuk pengiriman yang membuat konsumen merasa puas.

Selanjutnya adalah teknologi yang dikembangkan sesuai zaman. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin melek teknologi serta untuk meningkatkan produktivitas dan memangkas proses kerja hingga bisa menaikkan kinerja perusahaan.

Kemudian adalah sumber daya manusia (SDM) yang andal untuk menjalankan roda perusahaan. "Ini dilakukan agar pilar-pilar sebelumnya terintegrasi dan sebagai perusahaan jasa bisa memberikan kenyamanan dan kepuasan pelanggan," jelasnya.

(kil/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT