Satgas Pangan Polda Banten mengungkap praktik pengoplosan cadangan beras pemerintah (CBP) dengan beras merek lain. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan dirinya telah mencurigai adanya mafia beras yang menyelewengkan distribusi CBP.
Kecurigaan itu muncul saat kenaikan harga beras yang tak kunjung turun sejak Agustus 2022 lalu. Buwas mengungkap dari saat itu harga beras medium bahkan menginjak angka Rp 12.000 per kilogram (kg), sama seperti harga beras premium.
Padahal, ketika adanya kenaikan harga beras, Bulog mengatakan telah melakukan operasi pasar. Namun, harga beras sampai awal Februari 2023, tidak mengalami penurunan. Beberapa waktu lalu, Buwas juga telah mengungkap kecurigaannya terhadap adanya mafia beras di balik naiknya harga beras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, Buwas juga telah melakukan inspeksi mendadak di Pasar Induk Beras Cipinang. Dalam kesempatan itu, Buwas mengungkap ada dugaan praktik penyelewengan CBP.
"Beras tetap mahal bahkan Rp 12.000. Semuanya harga premium. Sebagai naluri saya, pasti ini ada pelanggar. Oleh sebab itu saya melakukan sidak tidak direncanakan di Pasar Induk Cipinang. Saya menemukan pelanggaran-pelanggaran itu. Seperti persis hari ini ditemukan Polda Banten," ujarnya dalam konferensi pers di Polda Banten, Cipocok, Kota Serang, Banten, Jumat (10/2/2023).
Berangkat dari temuan itu, Satgas Pangan Polda Banten telah menangkap tujuh tersangka yang melakukan penyelewengan CBP. Terdapat barang bukti 350 ton beras Bulog yang dioplos hingga dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).
![]() |
Sebanyak 350 ton beras itu sebagian ada beras impor Vietnam. Para pelaku diduga melakukan pelanggaran untuk mengambil keuntungan karena beras yang diimpor itu kelasnya premium.
"Barang ini sudah ada di Bulog sudah didiskusikan untuk operasi pasar. Bulog mendatangkan kali ini kualitas nomor satu yaitu beras premium. Dari beberapa negara. Kita lihat di sini tadi ada beras yang tulisannya Vietnam," ungkap Buwas.
Beras Bulog itu seharusnya dijual ke pedagang Rp 8.300 per kg. Sayangnya atas penyelewengan yang dilakukan tersangka, beras Bulog tersebut malah dijual Rp 12.000 per kg. Hal itulah yang menyebabkan beras di pasaran belum juga turun.
"Barang ini (beras impor) sudah ada di Bulog sudah didiskusikan untuk operasi pasar. Bulog mendatangkan kali ini kualitas nomor satu yaitu beras premium. Masyarakat jadi beli membeli Rp 12.000. Mereka memanfaatkan operasi pasar beras Bulog untuk mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya," lanjutnya.
Sebanyak tujuh tersangka ditangkap. Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Raibnya 500 Ton Beras di Gudang Bulog Pinrang Diusut!"
[Gambas:Video 20detik]