Begini Cara Swasta Ikut Bantu Perangi Stunting di RI

Begini Cara Swasta Ikut Bantu Perangi Stunting di RI

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 17 Feb 2023 13:55 WIB
Healthy Weight Gain for Baby or Children Concept, A 2 Years Old Kid Standing on Weight Scales, Top View
Foto: Getty Images/iStockphoto/BlackSalmon

Ketua Umum PERGIZI PANGAN Hardinsyah yang juga Guru Besar IPB, menyampaikan pentingnya protein hewani untuk mencegah stunting, karena asupan protein hewani berkaitan dengan pertumbuhan linier tulang sejak dari janin.

Menurut dia, stunting tidak saja berkaitan dengan gangguan tumbuh kembang, tetapi juga kemampuan kognitif anak. Karena itu, untuk mencegah stunting sejak awal masa kehamilan, ibu perlu memperbanyak konsumsi pangan hewani seperti ikan, daging, susu. Bahkan, di beberapa daerah dan negara, konsumsi ulat serangga, juga dilakukan karena tinggi protein hewaninya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keunikan pangan hewani ini kaya protein, kaya vitamin mineral, kaya asam lemak tertentu, nilai manfaat biologis lebih baik, juga cita rasa enak," ucap Hardiansyah.

Makanan protein hewani, juga memiliki keunikan masing-masing. Seperti ikan yang kaya asam lemak esensial. Protein hewani juga dapat diserap tubuh secara lebih efisien, meski kemudian dari manfaatnya akan juga bergantung dari sisi pengolahannya.

ADVERTISEMENT

"Bisa bentuk sederhana tanpa panas, seperti di Jepang, tanpa olahan, bentuk segar. Di Indonesia, lebih variatif seperti dibakar, digoreng, atau dengan bumbu kuat, seperti di Sumatera Barat," ucapnya.

Disampaikan Hardiansyah, dengan konsumsi protein hewani yang baik dan cukup, juga akan berpengaruh pada tingkat pembentukan kekuatan kepadatan tulang rawan, yang tak lain cikal bakal pembentukan tulang pada janin. Dimana komposisi utama non mineral dalam tulang rawan adalah kolagen, komposisi asam amino tertentu, yang banyak ditemui di makanan dengan protein hewani.

Karena itu, kata Hardiansyah, para orang tua, jangan hanya berpikir kalsium saja ketika ingin pertumbuhan tulang normal di janin, namun perlu berpikir pemenuhan mineral akan kolagen dimana itu bagian protein dan air.

"Kalau tidak ingin ibu-ibu keriput cepat, ayo ikut cegah stunting, konsumsi protein hewani karena itu juga cegah penuaan dini, perbanyak kolagen. Pangan susu, telur, lauk pauk, bila dikonsumsi ibu hamil mampu mencegah janin bayi lahir stunting ," ucap Hardiansyah.

Ia juga mengingatkan, para ibu hamil pun jangan anti kolesterol karena zat itu juga penting untuk pembentukan hormon pertumbuhan, bila hormon pertumbuhan rendah maka ada risiko dari sisi pertumbuhan panjang bayi menjadi terganggu, yang tak lain merupakan indikasi stunting.

Ia pun mengingatkan, setelah bayi lahir, setelah ASI Eksklusif, pada tahap MPASI dan lanjutan, penting juga untuk diberikan nutrisi tambahan antara lain berupa susu pertumbuhan, dengan kombinasi berbagai makanan lain seperti sayuran dan buah-buahan.

"Pangan hewani penting, dikombinasikan juga dengan stimulasi seperti susu pertumbuhan," ucapnya .

Pemberian makanan protein hewani, juga makanan tinggi gizi yang memang dibutuhkan dari ketersediaan sumber makanan lokal. Juga tetap diberikan sayur buah yang ada di wilayah masing masing dan diberikan sumber protein tinggi yang ada di indonesia seperti ikan, misalnya ikan air tawar ikan laut, kerang tripang dll.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengungkapkan, level pertumbuhan anak akan semakin baik, ketika kadar asam amino di dalam darah cukup tinggi, dimana sumbernya berasal dari protein hewani, bukan nabati.

Protein hewani bisa digunakan untuk mendukung pencegahan stunting. Karena itu, untuk pencegahan, maka tata laksana konsumsi protein hewani sangat diperlukan. Masyarakat perlu diberikan edukasi terus menerus. Misal, pada saat MPASI tidak disarankan buah sayur seperti disampaikan WHO, jika itu didahulukan maka tidak fokus protein hewani, lalu anak menjadi kenyang terlebih dahulu dan protein hewani tidak tercukupi masuk ke dalam tubuh.

Tujuan pokok anak-anak sejak dapat MPASI, kata Piprim, tercukupi protein hewani secara adekuat. Karena itu, pemberian makanan tambahan telur, ikan, unggas, perlu diberikan pada saat pemeriksaan di Posyandu, bukan diberikan biskuit atau bubur, misalnya.

"Kami dukung upaya pengentasan upaya stunting. Mudah-mudahan anak Indonesia bebas stunting, dan target di 2024 bisa tercapai menjadi 14 persen, dengan upaya semua pihak, dan edukasi massif," ucapnya.


(fdl/fdl)

Hide Ads