Selandia Baru Kesandung Resesi, Impor Daging Sapi ke RI Bisa Terganggu?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 15 Jun 2023 16:11 WIB
Ilustrasi Resesi Ekonomi - Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo
Jakarta -

Ekonomi Selandia Baru masuk ke dalam jurang resesi setelah kontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Disebutkan, resesi ini terjadi usai poduk domestik bruto (PDB) negeri itu turun 0,1% pada kuartal pertama 2023.

Apakah akan ada dampaknya ke Indonesia?

Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan Selandia Baru merupakan salah satu mitra dagang Indonesia. Dari negara itu, Indonesia banyak melakukan impor komoditas daging dan susu.

Bhima menjelaskan, hingga 2022 kemarin Indonesia telah mengimpor setidaknya daging sapi dengan total nilai US$ 29,8 juta, dairy product (termasuk susu dan keju) sebesar US$ 854 juta, serta serealia dan tepung senilai US$ 29,8 juta.

"Soal Selandia Baru yang perlu dilihat adalah ancaman resesi terhadap produk pertanian dan peternakan dimana Indonesia punya ketergantungan terhadap daging dan susu," kata Bhima kepada detikcom, Kamis (15/6/2023).

Dengan jatuhnya Selandia Baru ke dalam resesi, menurutnya ada kemungkinan jumlah impor daging dan susu RI dari dapat mengalami penurunan. Hal ini tentu dapat mempengaruhi jumlah pasokan dan harga kedua komoditas itu.

"Kalau pasokan impor dari Selandia terganggu sementara tidak ada alternatif negara lain yang siap ini bisa memicu berkurangnya stok bahan pangan dan akibatkan harga di indonesia naik," jelasnya lagi.

Di sisi lain, sejauh ini Indonesia sendiri tidak banyak melakukan ekspor ke Selandia Baru. Biasanya Indonesia hanya mengimpor sejumlah barang mewah ke Negari Kiwi itu. Dengan begitu menurutnya hanya sektor ekspor barang mewah RI yang akan mengalami penurunan.

"Saya lihat selandia baru memang dari sisi ekspor relatif kecil ya, karena jumlah penduduknya sedikit. Namun selandia baru pendapatan per kapita nya tinggi yakni 48.668 USD dibanding Indonesia 4.789 USD. Implikasinya sektor ekspor yang high value atau menyasar konsumen premium di Selandia Baru akan terkena dampak," ungkap Bhima.

Simak Video: Keuangan Indonesia membaik BI 7-DAY Reverse Repo Rate Tetap 5,75%







(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork