Arief menambahkan, hal istimewa lainnya dari pelaksanaan GPM Serentak Nasional kali ini adanya pemecahan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori Rekor Gerakan Pangan Murah Serentak di Lokasi Kabupaten/Kota terbanyak.
"Pemecahan Rekor MURI ini bentuk komitmen pemerintah untuk menjadikan pemenuhan pangan masyarakat yang terjangkau sebagai prioritas. Hal ini juga untuk menggelorakan semangat Gerakan Pangan Murah kepada seluruh stakeholder pangan, terutama pemerintah daerah, agar semakin giat dan masif melaksanakan kegiatan seperti ini, mengingat GPM bisa menjadi instrumen pengendali inflasi daerah yang sangat efektif," terangnya.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam kesempatan yang sama menyampaikan, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan GPM Serentak Nasional ini. Menurutnya, pengendalian harga pangan melalui GPM merupakan langkah yang penting, mengingat pangan merupakan bagian dari kelompok kebutuhan yang harganya berubah-ubah atau volatile, sehingga sangat mempengaruhi inflasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
GPM Serentak ini, menurutnya juga merupakan bentuk intervensi pemerintah untuk pengendalian harga pangan di daerah.
"Banyak hal-hal yang teman-teman pemerintah daerah tidak bisa lakukan penuh, karena keterbatasan fiskal, kewenangan mereka dan lain lain, untuk itulah intervensi pemerintah diperlukan. Salah satunya melalui GPM oleh pemerintah pusat. Apalagi menjelang permintaan naik di Iduladha," tuturnya.
Lebih lanjut, Tito menyampaikan, dalam rangka pengendalian inflasi pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah dari mulai rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah, Satgas Pangan harus bekerja, melakukan monitoring cek pasar setiap hari, termasuk juga gerakan pangan dan operasi pasar murah, serta kerja sama antar daerah, subsidi transportasi menggunakan belanja tidak terduga.
"Jadi semua instrument di daerah kita minta untuk bergerak," ucapnya.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, kegiatan GPM dapat memperpendek rantai distribusi pangan.
"Sehingga masyarakat akan mendapatkan harga terbaik. Ini kunci kita akan sukses karena kolaborasi," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono menyampaikan, ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan melalui GPM ini adalah hal yang sangat penting. Menurutnya, ini merupakan bentuk konsen dan perhatian terhadap upaya pengendalian inflasi.
"Berdasarkan data BPS (Badan Pusat STatistik) inflasi Mei 2023 sudah 4 persen. Artinya menurut perkiraan BI itu bisa terjadi bulan September. Tapi berkat kerja sama kita hari ini, 4 persen itu sudah maju 3 bulan. Tentunya semua inflasi semua kelompok turun, termasuk volatile food yang sekarang posisinya sudah di 3,28 persen," ungkapnya.
Ia menegaskan, BI berkomitmen penuh mendukung pelaksanaan GPM di daerah. "Kami punya 34 kantor di provinsi dan 8 di kabupaten/Kota atau 46 kantor perwakilan, siap untuk mendukung GPM," tegasnya.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, BUMN mendukung kegiatan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui 3 inisiatif utama. Diantaranya melalui sejumlah program yang dilakukan oleh Holding BUMN Pangan ID FOOD dan Perum BULOG, seperti penguatan on farm untuk mendukung produksi, optimalisasi kegiatan off take, dan melakukan efisiensi rantai pasok di sektor pangan.
Dalam kegiatan GMP Serentak Nasional ini, kontribusi BUMN melalui ID FOOD dan BULOG berperan menjadi supplier. Di mana ID FOOD berperan memasok produk pangan di 91 titik dan BULOG berperan di 256 titik pelaksanaan GPM.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud menyampaikan, kegiatan ini sangat penting karena merupakan bentuk dukungan pemerintah agar masyarakat bisa mengakses pangan dengan harga yang wajar, utamanya di saat menjelang hari Idul Adha.
Ia juga menyampaikan, apresiasi kepada NFA dan seluruh pihak yang mendukung pelaksanaan GPM Serentak Nasional ini. Diharapkan kedepannya rekor ini bisa dipecahkan kembali dengan pelaksanaan GPM dengan titik lokasi lebih banyak, sehingga masyarakat bisa memperoleh akses yang lebih luas lagi terhadap pangan murah dan berkualitas.
(ada/ara)