Pencabutan status pandemi oleh pemerintah membuat sektor pariwisata bergeliat begitu kencang. Hal itu salah satunya ditandai dengan pembuatan paspor baru yang sangat tinggi.
Fenomena yang umumnya disebut sebagai Revenge Tourism menjadi katalis positif pendorong pertumbuhan pariwisata dan turunannya. Fenomena Revenge Tourism diyakini akan mencapai puncaknya di tahun 2024, baik oleh wisatawan Indonesia maupun mancanegara.
Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Imigrasi, pada kuartal pertama tahun 2023 Direktorat Jenderal Imigrasi mencatatkan penerbitan sebanyak 1.595.096 buku paspor. Jumlah ini meningkat sekitar sebesar 38% dibandingkan rata-rata penerbitan sebelum pandemi. Melalui hal ini, Perseroan tentunya mendapatkan kontribusi yang positif dari meningkatnya penerbitan paspor dimana komponen paspor merupakan salah satu produk identity solutions yang ditawarkan Perseroan.
Menariknya kondisi ini ternyata menjadi angin segar bagi perusahaan produk sekuriti digital dan percetakan sekuriti terintegrasi PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE). Direktur Utama JTPE, Oei Allan Wibisono menyampaikan bahwa tren kenaikan penerbitan paspor diyakini akan berlanjut sampai tahun 2024 dan 2025.
"Kami tentunya menyambut positif adanya pertumbuhan ekonomi dari industri pariwisata sejak beberapa bulan terakhir. Tren kenaikan penerbitan paspor baru ini diawali sejak awal tahun untuk menyambut libur Idul Fitri dan libur sekolah yang jatuh pada kuartal 2 lalu. Dalam semester pertama di tahun 2023 ini, kami telah mendapatkan pemesanan atas komponen paspor dengan jumlah lebih dari 10 juta, dan jumlah ini terus bertambah seiring dengan banyaknya permintaan yang masuk. Tren kenaikan permintaan paspor baik dari dalam maupun luar negeri, kami yakini masih akan terus berlangsung," ujar Allan dikutip Kamis (21/7/2023).
Selain segmen produk identity solutions di atas, Lukito Budiman, selaku Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan JTPE juga menyampaikan optimisme Perseroan atas peluang pertumbuhan dalam segmen produk identity security. Hal ini didukung oleh data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mengatakan bahwa jumlah pemilih sebanyak 52% akan didominasi oleh generasi muda yaitu pemilih dalam rentang usia 17-40 tahun. Lukito juga menambahkan, pertumbuhan jumlah pemilih yaitu penduduk di atas usia 17 tahun tentunya akan meningkatkan kebutuhan segmen produk identity solution.
"Setiap Warga Negara Indonesia yang telah berusia 17 tahun, harus dilengkapi dengan berbagai kebutuhan dokumen identitas seperti KTP, paspor dan berbagai sertifikat lainnya. Atas hal ini, Perseroan sangat antusias dan telah mempersiapkan beberapa strategi bisnis untuk memanfaatkan secara optimal peluang bisnis ini" jelas Lukito.
Selanjutnya, melalui katalis - katalis positif di atas, Lukito juga menyampaikan bahwa Perseroan menargetkan untuk mampu kembali meningkatkan kinerja Perseroan untuk tahun 2023.
"Kami optimis bahwa proyeksi kinerja Perusahaan yang telah ditetapkan di awal tahun akan tercapai, bahkan seiring dengan pertumbuhan yang baik di semester pertama ini, kami meningkatkan target sebesar 20% untuk penjualan, yaitu sebesar Rp 1,7 triliun dengan pencapaian laba bersih dikisaran Rp 160 miliar," ujar Lukito.
"Perseroan meyakini, pemulihan ekonomi global, khususnya negara-negara di Asia dan bangkitnya industri pariwisata di negara-negara Asia, mampu menjadi katalis positif bagi Perseroan untuk meningkatkan penjualan selama tahun 2023," tambah Lukito pada akhir keterangan persnya.
(das/das)