Penerimaan Negara Masih Moncer, Penarikan Utang Baru Turun 17,8%

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 11 Agu 2023 15:58 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati - Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menarik utang baru Rp 194,9 triliun sampai Juli 2023. Realisasi itu turun 17,8% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) dan baru terealisasi 28% dari target Rp 696,3 triliun.

"Dilihat dan dibandingkan dengan pembiayaan utang tahun lalu, maka pembiayaan utang mengalami penurunan sangat tajam yaitu 17,8%. Artinya kita baru mengeluarkan 28% dari total pembiayaan utang yang seharusnya ada dalam UU APBN," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (11/8/2023).

Sri Mulyani mengatakan pembiayaan utang yang masih rendah dari target itu karena penerimaan dalam negeri dan belanja negara yang masih terjaga dengan baik.

"Kalau kita lihat dengan penerimaan negara kita yang masih baik dan belanja kita yang tetap terjaga, maka kita bisa menurunkan penerbitan surat utang negara," ujar Sri Mulyani.

Lebih rinci dijelaskan, realisasi pembiayaan utang sampai Juli 2023 terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 184,1 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp 10,9 triliun. Realisasi itu masing-masing turun 17,8% dan 17% dibandingkan tahun lalu.

"Ini menggambarkan bahwa assessment risiko terhadap APBN dan pengelolaan utang Indonesia dianggap baik, stabil dan bahkan positif dalam artian berarti prospeknya akan makin membaik," ucapnya.

Sebagai informasi, penerimaan negara yang berasal dari pajak, kepabeanan dan cukai, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sampai akhir Juli 2023 terkumpul Rp 1.614,8 triliun atau tumbuh 4,1% (yoy). Sementara untuk belanja negara baru habis Rp 1.461,2 triliun atau tumbuh 1,2% (yoy).




(aid/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork