Luhut Yakin Ekonomi RI Bisa Lampaui Rusia di 2025 Gegara Ini

Luhut Yakin Ekonomi RI Bisa Lampaui Rusia di 2025 Gegara Ini

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 08 Sep 2023 06:00 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di rapat soal polusi udara. (dok Kemenko Marves)
Foto: Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (dok Kemenko Marves)
Jakarta -

Ekonomi Indonesia diramal melampaui Rusia dalam waktu dekat. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurutnya, hilirisasi dapat membuat Indonesia tumbuh secara kuat ekonominya. Luhut mengatakan Indonesia bakal melakukan hilirisasi di banyak komoditas. Mulai dari nikel, bauksit, tembaga, bahkan rumput laut.

"Mungkin Anda tahu bahwa angka yang saya tunjukkan, slide, dampak dari hilirisasi nikel atau bauksit, tembaga, timah, rumput laut, gas, ini bisa membawa negara ini menjadi negara yang sangat-sangat kuat dalam waktu dekat," ungkap Luhut dalam konferensi pers ISF 2023 di Hotel Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut memaparkan, lembaga Atlantic Council, dalam studi terakhirnya menyatakan pada 2025 ekonomi Indonesia bakal melampaui Rusia. Dengan begitu, Indonesia bisa jadi negara dengan kapasitas terbesar nomor 6 di dunia.

"Hari ini PDB kita sudah US$ 1,45 triliun. Atlantic Council juga merilis studi mereka, mungkin pada tahun 2025, Indonesia bisa melampaui ekonomi Rusia," beber Luhut.

ADVERTISEMENT

"Jadi kita akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-6," tegasnya.

Lebih lanjut pada 2050 Indonesia bakal tumbuh lebih cepat dan ditargetkan bisa menjadi negara dengan kapasitas ekonomi terbesar ke empat di dunia.

"Sekali lagi, saya percaya bahwa pada tahun 2050 atau lebih awal kita bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 atau ke-5 di dunia," pungkas Luhut.

Hilirisasi beri dampak besar ke RI. Cek halaman berikutnya.

Buah Hasil Hilirisasi

Sebagai bukti hilirisasi memberikan dampak besar ke Indonesia, Luhut memaparkan apa yang terjadi di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Dua provinsi ini memiliki sentra hilirisasi sentral.

Menurutnya, ekonomi dua kawasan ini terus meroket sejak hilirisasi dilakukan. Dalam bahan paparannya, terlihat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang memiliki pusat pengolahan nikel Morowali mengalami kenaikan pesat. Rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi itu pada 2001 hingga 2014 hanya 7,5%, namun sejak hilirisasi nikel dilakukan pada 2015 pertumbuhan ekonomi meningkat pesat menjadi rata-rata 11,7% dari 2015 hingga 2022.

Kejadian yang sama juga terjadi pada Provinsi Maluku Utara yang memiliki pusat pengolahan nikel Pulau Obi. Pertumbuhan ekonomi pada 2001 hingga 2018 rata-ratanya cuma 5,7%. Namun, sejak hilirisasi dilakukan pada 2019 hingga 2022 rata-rata pertumbuhan ekonomi naik menjadi 12,9%.

"Saya akan perlihatkan ini memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi regional," beber Luhut.

Tidak sampai di situ, hilirisasi nikel pun disebut Luhut dapat memangkas angka kemiskinan. Sebanyak dua provinsi tadi juga jadi contohnya.

Pertama, di Provinsi Sulawesi Tengah dari awalnya memiliki tingkat kemiskinan di atas 20% pada 2007, kini kemiskinan menurun di bawah 15% pada 2022. Sementara itu di Maluku Utara, yang awalnya memiliki tingkat kemiskinan di level 10% pada 2007 turun menjadi di bawah 10% pada 2022.

"Selain itu angka kemiskinan di wilayah yang melakukan hilirisasi ini juga menurun. Itu hal yang penting," kata Luhut.


Hide Ads