India Batasi Impor Laptop, Gimana Dampaknya buat Investor?

India Batasi Impor Laptop, Gimana Dampaknya buat Investor?

Samuel Gading - detikFinance
Jumat, 08 Sep 2023 13:15 WIB
Ilustrasi wanita bekerja dengan laptop
Ilustrasi laptop - Foto: Getty Images/iStockphoto/Yido Kum
Jakarta -

Kebijakan ekonomi yang ditempuh oleh pemerintah India, membuat investor kesulitan. Misalnya seperti kebijakan pembatasan impor besar-besaran yang dikeluarkan pemerintah India, tapi dalam waktu bersamaan India juga gencar mencari investor untuk masuk.

Pada Agustus lalu, India memiliki kebijakan untuk membatasi impor laptop dan komputer. Kondisi ini membuat banyak distributor besar seperti Apple, Samsung dan Dell kaget.

Memang, Perdana Menteri India Narendra Modi berkomitmen untuk mendorong sektor manufaktur sektor teknologi di dalam negeri. Dia bahkan punya jargon 'Make in India'. Dengan jargon ini, India disiapkan untuk menjadi negara sentra manufaktur terbaik di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari mempersiapkan perangkat elektronik hingga semikonduktor. Awalnya larangan impor laptop, tablet, komputer dan server ini berlaku secepatnya, tapi kemudian ditunda hingga November mendatang.

Di Twitter, Menteri Komunikasi dan Teknologi India, Rajeev Chandrasekhar mengungkapkan aturan itu diterbitkan agar ekosistem teknologi di India bisa terpercaya dan terverifikasi.

ADVERTISEMENT

Fitch's BMI Industry Research menilai langkah pemerintah bisa mendorong posisi industri lokal di India. Tapi hal ini juga disebut bisa membuat biaya produk dari vendor asing naik.

Contohnya bisa terlihat dari tiga merek ponsel, Xiaomi, Vivo, dan Samsung. Ketiga perusahaan tersebut sudah mendirikan basis manufaktur di negara tersebut."Pendatang baru perlu bermitra dengan pemain domestik berpengalaman yang memiliki basis manufaktur atau memilih investasi greenfield di India," tulis laporan BMI.

Meskipun demikian, banyak penilai menganggap proteksionisme ini bertentangan dengan keinginan India untuk meningkatkan reputasinya di dunia. Pada Desember mendatang, India bahkan tuan rumah Group of Twenty (G20).

Karena situasi geopolitik internasional dan perlambatan ekonomi China, India memiliki posisi strategis di panggung dunia. Apalagi, India telah menunjukkan minat yang besar terhadap investasi asing.

Serangkaian insentif bahkan disiapkan bagi para pemain besar untuk datang. Pada 2021, Narendra Modi menggandakan anggaran stimulus produksi perangkat keras teknologi informasi. Jumlahnya mencapai 170 miliar rupee atau US$ 2,04 miliar. Namun, kebijakan pembatasan impor dan tekanan untuk mementingkan manufaktur lokal India juga membuat investor garuk-garuk kepala.

Ekonomi Internasional John Hopkins University's School of Advanced International Studies Pravin Krashna menilai berbagai hal tersebut sebagai sebuah paradoks atau kontradiksi.

"Saya tidak ingin menyebutnya sebagai misteri, tapi tentu saja ini juga merupakan sebuah paradoks," ucap Pravin Krashna. "Selain gencar mencari pemodal, proteksionisme juga meningkat secara perlahan. Beberapa di antaranya bahkan terjadi secara acak. Anda tidak mengerti mengapa mereka melakukannya dan ini belum tentu merupakan industri yang kuat," jelas dia.

(kil/kil)