Menteri Keuangan Sri Mulyani disebut-sebut menjadi salah satu sosok yang ditakutkan para pejabat pemerintahan daerah (pemda). Hal ini diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
Tito mengatakan, ada tiga hal yang paling ditakutkan pejabat pemda. Pertama ialah takut kepada aparat penegak hukum, utamanya takut terjerat kasus hukum hingga terkena operasi tangkap tangan (OTT). Lalu kedua, takut kepada rakyat, dan yang ketiga barulah takut kepada Sri Mulyani.
"Kadang-kadang temen-temen Pemda ini yang ditakutin cuma dua, satu aparat penegak hukum kalau kena kasus hukum, OTT. Kedua takut rakyat kalau mau Pilkada, elektabilitas," kata Tito, dalam sambutannya di acara International Seminar on Indonesia's Fiscal Decentralization Policy for The Next Decades, dikutip lewat saluran Youtube Kemenkeu RI, Selasa (3/10/2023).
"Tapi artinya ada tiga, yang ketiga takut sama Ibu Menkeu kalau dananya dipotong. Kalau bahasa mereka dirasionalisasi, tapi kalau bahasa lapangan mereka dipotong. Jadi, politik anggaran Bu Menkeu ini powerfull," tambahnya sembari tertawa.
Meski demikian, menurutnya langkah 'potong' anggaran yang dilakukan bisa berdampak baik terhadap keuangan daerah. Dalam hal ini, bisa mendorong jiwa kompetitif untuk meningkatkan kinerja pemda.
Untuk meningkatkan jiwa kompetitif tersebut, Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Kemendagri juga memberikan penghargaan berupa insentif fiskal terhadap daerah-daerah yang berprestasi. Menurutnya, kepala daerah akan punya kebanggaan tersendiri apabila mampu memenangkannya. Akan tetapi, yang tidak kalah penting, yakni berfoto dengan Sri Mulyani usai menerima penghargaan. Menurutnya foto ini bisa langsung viral hingga mendongkrak elektabilitas.
"Tapi akan lebih mantab lagi, pengalaman saya sebagai Mendagri ke daerah, yang mereka tunggu itu bukan piala saja, tapi dana insentif daerah. Kenapa? Karena dapat dua, dapat juga piagammya, fotonya (bersama Sri Mulyani), dapat uangnya juga. Apalagi daerah yang mengandalkan PAD 5%, 2%, dapat Rp 5-10 miliar really matter for them (sangat penting buat mereka)," ujarnya.
Sementara itu, dalam sambutannya di acara yang sama, Sri Mulyani pun membalas omongan Tito. Menurut menteri yang akrab disapa Ani ini, dirinya tak ditakuti melainkan justru dirindukan oleh pejabat pemda.
"Tadi dibilang (Tito), Menteri Keuangan ditakuti. Nggak pak. Menteri Keuangan dirindukan, uangnya," ujar Sri Mulyani, disambut tawa hadirin.
Dalam momentum tersebut, Sri Mulyani turut membagikan sejulam insentif fiskal kepada daerah-daerah yang berprestasi. Adapun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2023 dialokasikan insentif fiskal untuk penilaian kinerja tahun berjalan sebesar Rp 4 triliun. Besaran tersebut dibagi untuk kategori pengendalian inflasi Rp 1 triliun dan untuk kinerja peningkatan kesejahteraan masyarakat Rp 3 triliun.
Insentif fiskal untuk kategori pengendalian inflasi diberikan dalam tiga periode. Periode pertama telah diberikan pada 31 Juli 2023 kemarin. Periode kedua diberikan pada hari ini, dan yang ketiga rencananya diberikan pada akhir Oktober 2023. Lalu pada hari ini diberikan Rp 330 miliar kepada 33 daerah yang berdasarkan penilaian memiliki kinerja baik dalam pengendalian inflasi.
Sementara untuk kategori peningkatan kesejahteraan masyarakat berdasarkan dialokasikan Rp 3 triliun, diberikan kepada 7 provinsi, 21 kota, dan 97 kabupaten terbaik. Luky mengatakan, rata-rata daerah mendapatkan alokasi Rp 9,68 miliar dengan alokasi tertinggi di Rp 25,4 miliar dan terendahnya Rp 5,23 miliar.
Selain itu, juga digelontorkan uang tambahan dana desa sebesar Rp 2 triliun kepada sekitar 15.097 desa, atau 20% dari total 74.954 desa yang tersebar di 434 kab/kota di Indonesia. Dari total anggaran tersebut, dana paling tinggi yang diberikan ialah sebesar Rp 174,64 juta per desa untuk sebanyak 34 desa. Sementara untuk alokasi terendahnya ialah sebesar Rp 35 juta per desa untuk 108 desa.
(shc/rrd)