Dari sisi operasional, perusahaan terus mempertahankan posisi sebagai market leader dengan total 158,3 juta pelanggan mobile dan 9,8 juta pelanggan fixed broadband. Pertumbuhan ARPU yang sehat dengan trafik telekomunikasi yang tinggi baik pada bisnis mobile maupun fixed menunjukkan peningkatan produktivitas sekaligus kualitas pelanggan Telkomsel yang juga diimbangi dengan improvisasi jaringan dan otomatisasi yang berkelanjutan
Pada segmen Enterprise, Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp 14,6 triliun, dengan pertumbuhan 6,6% YoY yang berasal dari solusi B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Telkom terus memperkuat kapabilitas bisnis cloud melalui kerja sama dengan pemain teknologi global dan meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan. Selain itu, Telkom meluncurkan Indibiz untuk UKM dengan berbagai solusi, seperti Indibiz Ruko, Indibiz Finance, Indibiz Education, dan Indibiz Hotel.
Telkom juga fokus pada bisnis di sektor pemerintahan, BUMN, dan korporasi swasta yang dikelola oleh tujuh Telkom Regional di seluruh Indonesia.
Dalam segmen Wholesale dan International, pendapatan mencapai Rp 12,3 triliun, tumbuh 9,1% YoY, didukung oleh bisnis layanan suara wholesale internasional dan infrastruktur digital. Pada bisnis data center, TelkomGroup mengelola 32 data center di empat negara (Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste) dengan rata-rata utilisasi mencapai 70%.
Mayoritas data center memiliki klasifikasi tier 3 dan 4 serta kapasitas hingga 42 MW. Selain itu, TelkomGroup fokus pada layanan cloud untuk memenuhi kebutuhan digital pelanggan, yang menghasilkan pendapatan Rp1,4 triliun hingga September 2023.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai tower provider terbesar di Asia Tenggara, memiliki 37.091 tower dengan tenancy ratio 1,5x. Mereka mencatat pendapatan sebesar Rp6,27 triliun, dengan pertumbuhan 11,9% YoY, yang didorong oleh pendapatan sewa menara.
EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing 14,8% dan 16,6% YoY, dengan margin keduanya mencapai 80,6% dan 22,8%. Dari segi operasional, jumlah kolokasi dan penyewa juga meningkat 21,3% dan 10,5% YoY.
Mitratel menunjukkan kinerja keuangan yang kuat dengan leveraging ratio yang rendah, yaitu rasio net to debt EBITDA sebesar 1,9x, menunjukkan stabilitas dan potensi pertumbuhan di masa depan.
Mengikuti implementasi inisiatif FMC, selanjutnya Telkom akan membentuk InfraCo sebagai entitas baru pada kuartal keempat tahun 2023. Entitas ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama perseroan dalam meningkatkan nilai perusahaan dengan memfasilitasi penetrasi fiber yang luas, menyediakan layanan telekomunikasi yang andal, dan mendorong peningkatan penciptaan nilai bagi pelanggan.
Sebagai informasi, Telkom telah mengalokasikan sekitar Rp 22,1 triliun untuk belanja modal perusahaan, yang setara dengan 19,9% dari total pendapatan hingga September 2023. Dana tersebut difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi meningkatkan pengalaman digital pelanggan.
Pada bisnis fixed broadband, belanja modal digunakan untuk memperluas akses fiber optic, infrastruktur kabel laut dan proyek lainnya seperti menara telekomunikasi dan data center. Sementara itu, dalam bisnis mobile, belanja modal digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, mengembangkan teknologi 5G, dan memperkuat sistem IT.
Simak Video "Mudik Lancar, Silaturahmi Terjaga: TelkomGroup Antar Ribuan Pemudik"
[Gambas:Video 20detik]
(anl/ega)