Penjual di Pasar Induk Cipinang Teriak Harga Beras Naik, Ini Penyebabnya

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 13 Nov 2023 13:35 WIB
Beras di Pasar Induk Beras Cipinang/Foto: Samuel Gading/detikcom
Jakarta -

Sejumlah pedagang di Pasar Induk Beras Cipimang (PIBC), Jakarta Timur mengatakan harga beras meningkat 10% dalam beberapa bulan terakhir. Fenomena ini disinyalir terjadi karena meningkatnya harga gabah di tingkat petani.

Penjual dari CV Lautan Mas, Ita mengatakan pihaknya menjual beras jenis IR-64 I Rp 13.000/kg atau naik dari sebelumnya Rp 12.000/kg. Ia menyebut, kenaikan harga beras terjadi karena tingginya harga gabah di tingkat petani.

"Gabahnya mahal," ucapnya kepada detikcom, Senin (13/11/2023).

Sementara itu, Riyadi, Kepala Penjualan CV Menara Citra Selaras (MCA), menjual beras paling murah Rp 12.800/kg untuk jenis medium IR-64 I atau naik dari sebelumnya Rp 11.300/kg. Berdasarkan laporan para petani di Solo, Riyadi mengatakan harga beras meningkat karena kenaikan harga gabah di tingkat petani.

"Harga gabahnya mahal di tingkat petani. Ini beras Solo semua karena kita ngambil dari penggilingan. Di sana harga gabah Rp 7.800/kg," bebernya.

Menurut data Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Senin (13/11) pukul 12.00 WIB, harga Rata-rata nasional gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mencapai Rp 6.620/kg. Sementara harga rata-rata nasional GKP tingkat penggilingan bertengger di angka Rp 6.980/kg.

Harga GKP tercatat meningkat dalam enam bulan terakhir. Untuk GKP tingkat petani meningkat dari Rp 5.140/kg pada Juli menjadi Rp 6.000/kg pada November. Sementara itu, harga GKP tingkat penggilingan meningkat dari Rp 5.550/kg pada Juli menjadi Rp 6.640/kg pada November.

Sedangkan, untuk rata-rata nasional harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan juga melonjak dalam enam bulan terakhir. Jumlahnya meningkat Rp 1.680 dari Rp 5.600/kg pada Juli menjadi Rp 7.280 pada November 2023.

Produksi Menurun

Berdasarkan catatan detikcom, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency, Arief Prasetyo Adi sempat membeberkan penyebab harga beras masih tinggi, yaitu karena tingginya harga GKP. Hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi pertanian sehingga penggilingan juga tidak memiliki banyak stok GKP.

"Hari ini, seperti ini artinya penggiling padi tidak dapat GKP. Karena GKP harganya tinggi, maka harga beras tinggi," kata di Gudang Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).

Pada hari ini Senin (13/11), Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan terjadi penurunan produksi beras nasional pada 2022 hingga 2023. Hal ini disebabkan oleh cuaca panas ekstrem atau El Nino. Sebelum fenomena itu terjadi, Amran mengatakan produksi beras Indonesia bisa mencapai 31 juta ton. Namun, tahun ini diprediksi hanya 30 juta ton.

"Kondisi ini memaksa kita impor beras sebanyak 3,5 juta ton (2023) untuk cadangan pangan pemerintah," kata Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat.

Simak Video 'Jokowi Sebut Saat Ini 22 Negara Tak Ekspor Pangan, Termasuk Beras':






(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork