Indonesia mendapatkan pinjaman investasi dari Bank Pembangunan Asia (ADB) senilai US$ 650 juta atau setara Rp 10,17 triliun (kurs Rp 15.655). Bantuan tersebut akan digunakan untuk meningkatkan dan memperbaiki fasilitas layanan kesehatan primer serta laboratorium kesehatan.
Pinjaman itu mendukung dua proyek pemerintah dalam Agenda Transformasi Sistem Kesehatan untuk Peningkatan dan Penguatan Laboratorium Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Masyarakat (PLUS), yakni Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia (SOPHI) dan Penguatan Sistem Laboratorium Kesehatan Masyarakat Indonesia (InPULS).
"Ini adalah yang ketiga dari serangkaian dukungan ADB kepada Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan dan melaksanakan Agenda Transformasi Sistem Kesehatan pascapandemi," kata Direktur Pembangunan Manusia dan Sosial ADB, Karin Schelzig dalam keterangan tertulis, Kamis (14/12/2023).
Secara total pinjaman investasi yang diberikan ADB hampir US$ 4 miliar yang dibiayai bersama tiga bank pembangunan multilateral lainnya yakni Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB), Bank Pembangunan Islam (IDB), dan Bank Dunia (World Bank).
"Proyek penting ini akan mengatasi kesenjangan kritis dalam kesiapan layanan primer, fasilitas layanan kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat dan rumah sakit rujukan di negara ini menuju akses universal terhadap layanan kesehatan berkualitas dan peningkatan ketahanan dan ketahanan sistem kesehatan," ujar Karin.
Proyek PLUS akan melengkapi lebih dari 10.000 fasilitas layanan kesehatan primer dan lebih dari 500 laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh negeri untuk sepenuhnya memenuhi standar layanan minimum yang ditetapkan oleh pemerintah. Dukungan tersebut akan mencakup pengadaan peralatan, pengiriman, commissioning, pelatihan pengguna, layanan operasi dan pemeliharaan (O&M), dan pengembangan kapasitas dalam O&M.
"Investasi ini akan menjadi landasan dalam standarisasi layanan kesehatan dasar dan mengurangi kesenjangan dalam akses terhadap layanan standar, khususnya bagi masyarakat miskin, pedesaan, dan lokasi terpencil," kata Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga.
Proyek ini akan berkontribusi secara signifikan terhadap mitigasi perubahan iklim di sektor kesehatan dengan meningkatkan fasilitas lewat peralatan hemat energi. Penguatan jaringan laboratorium kesehatan masyarakat diklaim akan meningkatkan ketahanan dan kesiapan kesehatan dalam menangani ancaman pandemi di masa depan, termasuk yang terkait dengan perubahan iklim.
"ADB senang bisa berkolaborasi dengan pemerintah untuk mengatasi kesenjangan kritis ini," tutur Jiro.
Simak juga Video: Jokowi Ingin Investasi di Luar Jawa Makin Besar: Masak 16 Ribu Pulau Hanya 52%
(aid/rrd)