Penjualan Masker Landai Meski Kasus Covid-19 Naik, 3 Bulan Cuma Laku 1 Boks

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 18 Des 2023 13:39 WIB
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Penjualan masker di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, belum mengalami kenaikan meski kasus aktif Covid-19 di ibu kota tercatat naik. Padahal Kementerian Kesehatan RI telah melaporkan total kasus aktif Covid-19 per Minggu (17/12) kemarin berjumlah 2.070 orang.

Salah seorang pedagang alat kesehatan di Pasar Pramuka, Parjo, mengaku penjualan masker di tokonya masih landai hingga saat ini. Bahkan dalam sehari ia belum tentu bisa menjual satu boks masker.

"Nggak menentu (laku) berapa box, nggak banyak (yang beli) sekarang. Beda jauh lah sama pas Pandemi dulu. Kalau dulu kan habis mulu, setiap ada (stok) habis ada habis," kata Parjo kepada detikcom, Senin (18/12/2023).

Ia berpendapat saat ini masyarakat banyak membeli masker untuk penggunaan sehari-hari saja karena sudah terbiasa menggunakan masker. Namun pembelian masker yang ditujukan untuk pencegahan covid sudah tidak ada.

"Masker saya jual jadi (untuk penggunaan) harian, sudah kebiasaan (pakai masker) aja orang kan. yang beli bukan karena covid-19, orang di pesawat saja sudah nggak pakai (diwajibkan menggunakan masker) kan,"

Padahal menurutnya harga masker saat ini sudah sangat murah dibandingkan saat pandemi dulu di mana harga satu boks masker bisa mencapai ratusan ribu rupiah, tergantung jenis dan mereknya.

"Dulu masker harganya bisa sampai ratusan ribu, sekarang paling tinggal puluhan ribu. (Paling murah) Rp 20 ribu, Rp 15 ribu isi 50 biji mereknya lain-lain (tergantung merek). Kalau yang mahal memang dari Sensi, di bawah Rp 100 ribu. Paling itu aja yang mahal, yang lain murah," jelas Parjo.

Sementara itu pedagang Pasar Pramuka yang lain, Andi, mengaku penjualan masker di tokonya sangat landai meski baru-baru ini kasus covid-19 kembali mengalami kenaikan. Ia bahkan mengaku dari 20 boks sisa masker yang dijualnya, dalam 2-3 bulan terakhir hanya laku 1 boks.

Kondisi ini terjadi lantaran jenis masker (masker bedah biasa) yang dijualnya tidak begitu diminati para pelanggan. Menurutnya saat ini kebanyakan pelanggan lebih mencari masker tipe kn-95 yang bisa menutupi hampir separuh wajah.

"(Pelanggan) yang tanya (masker) sih ada, tapi dia mintanya yang modelnya lain. Paling (tipe masker kn-95) itu yang orang banyak cari, kalau ini (yang ia jual) kan biasa," kata Andi.

"Makanya ini sisa nggak laku, saya jual sih nggak laku. Masker laku paling satu (boks) doang, ini kan sudah lama 2 bulan 3 bulan (stok), sepanjang saya terima 20 boks masih ada 19 boks ini sisanya," tambahnya.

Di luar stok yang dimikinya saat ini, Andi mengaku sudah tidak lagi melakukan pembelian masker atau stok barang dari agen sejak pandemi 2019 kemarin.

Di luar itu kondisi menurutnya kondisi ini sangat berbeda jauh dibandingkan saat pandemi dulu, di mana harga masker bisa naik gila-gilaan karena banyak diburu orang. Saat itu ia bahkan mengaku harus sempat berhenti jualan masker karena harganya yang sudah tidak masuk akal.

"Dulu masker saya sempat berhenti jual. Masker pada 2019 akhir aja, saya masih jual Rp 25 ribu per boks. Masa pas pandemi harganya jadi Rp 500 ribu per boks, itu kan gila," katanya

"Itu Sensi dulu saya dapat Rp 19 ribu (harga agen) satu boks, saya jual Rp 25 ribu kan. Pas pandemi dijual Rp 480 ribu, Rp 485 ribu dijual Rp 500 ribu. Ya saya black list (tidak jual lagi), untung nggak seberapa tapi taruhannya kan nama toko saya," tambah Andi lagi.

Simak juga Video 'Kemenkes Beberkan Syarat Dapat Vaksinasi Covid-19 Booster Ketiga':






(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork