Potensi Dagang Kratom Mau Dioptimalkan, Pemerintah Mau Budidaya?

Potensi Dagang Kratom Mau Dioptimalkan, Pemerintah Mau Budidaya?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 20 Jun 2024 14:25 WIB
Tanaman Kratom
Ilustrasi kratom - Foto: ANTARA/Teofilisianto Timotius
Jakarta -

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah ada rencana untuk menjadikan tanaman kratom sebagai tanaman budidaya. Selama ini, kratom merupakan tanaman hutan yang tidak dibudidayakan.

Amran bilang dengan mengubah kratom jadi tanaman budidaya, pihaknya bakal bisa turun tangan agar proses produksi dan kualitas kratom yang dihasilkan menjadi lebih baik dan nilai ekonomisnya meningkat.

"Saran kami nanti mungkin kalau regulasinya sudah diatur, itu mungkin kita budi daya ke depan sehingga nilai ekonomis kualitas bisa meningkat," kata Amran ditemui usai rapat internal soal kratom di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila secara regulasi tanaman kratom resmi jadi tanaman budidaya, pihaknya bakal melakukan pembinaan dalam bentuk korporasi yang dijalankan koperasi petani.

"Menteri pertanian kami bisa melakukan pembinaan dan dibentuk dalam bentuk korporasi. Koperasi (petani), kita korporasikan, sehingga bisa tertata dan kualitas terjamin," kata Amran.

ADVERTISEMENT

Ketika ditanya potensi produksinya, Amran mengaku belum tahu. Yang jelas sampai saat ini ada 10-18 ribu orang yang mengelola tanaman ini untuk diperdagangkan, bahkan sampai diekspor.

"Kalau ada koperasi mengelola ini kita korporasikan sehingga kualitas terjamin kuantitas terjamin karena itu syarat untuk ekspor," pungkas Amran.

Bicara soal keuntungan kratom, dalam catatan detikcom, Ketua Umum Pimpinan Pusat Perkumpulan Pengusaha Kratom Indonesia (Perkrindo) Yosef menjelaskan kratom bisa menghasilkan Rp 25 juta per bulan dengan asumsi 2.500 pohon per hektare.

Sementara karet menghasilkan Rp 1,5 juta per bulan dengan asumsi 1.000 pohon per hektare, dan asumsi kerja 15 hari per bulan. Sedangkan sawit menghasilkan sekitar Rp 4,5 juta per bulan dalam satu hektare dengan hasil 2-3 ton.

Dari segi modal, kratom hanya membutuhkan investasi Rp 15 juta hingga masa panen. Sementara karet Rp 22 juta per hektare, dan sawit butuh Rp 60 juta per hektare.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Yosef dalam Audiensi dengan Komisi IV DPR RI, Senayan Jakarta, Senin (4/12/2023) silam.

Lihat juga Video: Pro-Kontra Daun Kratom, Komoditas Petani Kapuas Hulu yang Tuai Kontroversi

[Gambas:Video 20detik]




(kil/kil)

Hide Ads