BRI Gandeng Kelompok Wanita Tani Berdayakan Emak-emak di Buleleng

Erika Dyah - detikFinance
Senin, 30 Sep 2024 11:12 WIB
Foto: BRI
Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus melakukan pemberdayaan masyarakat, khususnya kepada kaum perempuan. Hal ini dilakukan salah satunya melalui program pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku yang dirasakan manfaatnya di Buleleng, Bali.

BRI ikut berperan memberdayakan KWT Cahaya Suci yang melibatkan ibu rumah tangga di Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. KWT ini terbentuk pertama kali pada 22 Desember 2018 dengan 39 anggota perempuan saat ini.

Melalui program pemberdayaannya, BRI secara tak langsung ikut menyediakan lapangan kerja bagi para perempuan di Desa Panji sekaligus mendukung perekonomian lokal. KWT Cahaya Suci telah mendapatkan sederet pelatihan dan workshop dari BRI untuk mengembangkan keterampilan. Khususnya dalam pengolahan dan pemasaran produk.

"Kami dapat pendampingan dan pelatihan. Kami dapat ilmu mengenai packaging yang bagus seperti apa. Kami juga dikasih tahu tentang pembayaran digital melalui BRImo. Kami jadi lebih mudah dan transaksinya jadi aman. Kami juga dibantu juga untuk pemasaran dalam mencari konsumen, salah satunya ya melalui kegiatan bazar yang digelar BRI," kata anggota sekaligus penggerak KWT Cahaya Suci, Made Sri Agastya dalam keterangan tertulis, Senin (30/9/2024).

Agastya menceritakan hampir seluruh anggota KWT Cahaya Suci memiliki latar belakang sebagai petani. Di luar kesibukan sebagai petani, mereka menambah penghasilan tambahan dengan mengolah aneka camilan dari kacang. Dari sinilah awal mula KWT Cahaya Suci mulai berkembang dan berhasil memberdayakan para perempuan lain di desanya.

"Terus terang saya nggak punya tanah, jadi saya kadang beli kacang di pasar atau beli langsung ke petani, untuk diolah jadi camilan," ujarnya.

Ia mengaku usaha awalnya hanya mengolah kacang keplos sebanyak 5 kg untuk dijual ke warung-warung yang ada di delapan banjar (dusun). Alasan Agastya menjual camilan kacang karena menurutnya camilan ini sederhana dan banyak orang di daerahnya yang menyukai kacang-kacangan.

Selain itu, kacang juga menjadi salah satu isian banten atau sesajen bagi umat Hindu yang ada di Bali. Artinya, dari hal sederhana itu, Agastya berhasil menangkap peluang dengan memenuhi kebutuhan pasar.

Adapun keistimewaan kacang keplos khas Bali milik KWT Cahaya Suci terletak di pengolahannya. Camilan ini hadir dengan dua varian rasa, yaitu bumbu pedas manis dan original dengan tekstur yang kriuk dan gurih.

"Kacang keplos ini adalah jenis kacang merah yang digoreng dengan minyak berkualitas. Kulit arinya diayak beberapa kali dan minyaknya dihilangkan di-spinner," ujar wanita berusia 53 tahun itu.

"Dalam sekali produksi sebanyak 25 kg dan pasti habis dalam waktu 3 hari. Biaya yang kami keluarkan untuk produksi sekitar Rp1,25 juta sudah termasuk listrik, bahan baku. Pendapatan yang kami peroleh sekitar Rp1,7 juta dan laba yang dihasilkan, kami gunakan untuk cicilan KUR tiap bulan," jelas Agastya.

Ia berharap BRI bisa terus memberikan pelatihan lebih lanjut mengenai kemasan dan pemasaran agar KWT Cahaya Suci dapat tumbuh dan berkembang dalam semangat kerja sama dan inovasi. Agastya juga berharap para anggota KWT Cahaya Suci bisa berjalan beriringan menuju kesuksesan, demi meningkatkan kesejahteraan anggota.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan Klasterku Hidupku merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah, sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.

Hingga akhir Juli 2024, BRI mencatat ada 31.488 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku. BRI juga telah menyelenggarakan 2.184 pelatihan dalam program Klasterku Hidupku tersebut.

Supari menambahkan program Klasterku Hidupku menjadi salah satu bentuk strategi yang mengutamakan pada pemberdayaan.

"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI di 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," pungkasnya.




(anl/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork