Mentan Pangkas Anggaran 'Cipika-Cipiki', Dialihkan ke Alsintan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 30 Jan 2025 18:13 WIB
Mentan Amran Sulaiman/Foto: Dok. Kementan
Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan kebijakan pengalihan anggaran alias refocusing yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2024 kemarin dapat memberi nilai tambah sebesar Rp 17 triliun terhadap hasil produksi pangan dalam negeri.

Amran menjelaskan anggaran yang dialihkan tersebut diambil dari anggaran perjalanan dinas, seminar, hingga perintilan anggaran lain yang dirasa tidak perlu. Dana hasil pengalihan ini kemudian digunakan untuk membiayai pembelian benih, pompa, alat mesin pertanian (Alsintan) untuk para petani jagung dan beras sebagai pangan strategis.

Menurutnya program ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi kekeringan imbas El Nino yang memang terjadi sepanjang 2024 lalu.

"Hasil tadi refocusing anggaran yang untuk perjalanan dinas, rehab kantor, saya katakan kantor ini tidak akan runtuh sampai 5 tahun, kita tunda saja. Ini menghasilkan Rp 17 triliun. Rp 1,7 triliun menghasilkan Rp 17 triliun," kata Amran di Hotel The Westin Jakarta, Kamis (30/1/2025).

"Rp 17 triliun, anggaran tetap, tapi semua anggaran yang bisa kami cut (refocusing). Seminar, karangan bunga, cipika-cipiki, cut," tegasnya lagi.

Ia kemudian mengatakan dari hasil refocusing inilah Indeks Pertanaman (IP) atau frekuensi bercocok tanam di sejumlah daerah yang tadinya hanya bisa dilakukan sekali setahun, meningkat jadi dua hingga tiga kali setahun. Sehingga produksi pangan dalam negeri RI naik cukup signifikan.

Dalam hal ini, Indonesia berhasil ekspor 50.000 ton Jagung pada Mei 2024. Kemudian ada peningkatan produksi beras 1,49 juta ton pada Agustus-Desember 2024. Peningkatan produksi inilah yang memberi nilai tambah hingga Rp 17,89 triliun.

"Alhamdulillah kita refocusing. Ini yang cukup mengejutkan. Di saat El Nino, La Nina dan kekeringan, tapi produksi tertinggi 5 tahun bahkan ada 10 tahun terakhir yang harusnya terendah. Ini kata BPS jadi tak bisa lagi diperdebatkan," terang Amran.

"Pompa kami fokuskan di Jawa. Karena Jawa yang paling potensi, ada sungai, kemudian ada sawah. Kurang lebih 500.000-700.000 hektare sawa, IP-nya 1 dijadikan 3 kali tanam," jelasnya lagi.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork