Kementerian UMKM telah berkunjung ke Malang, Jawa Timur untuk melihat potensi di sana. Setidaknya ada 4 klaster yang diidentifikasi untuk tahap awalnya, salah satunya industri olah raga.
"(Untuk klaster olah raga di Malang) perlu adanya satu pendekatan lebih intensi dengan pemerintah daerah. Karena kan itu aset dari pemerintah daerah. Bagaimana, kalau pemanfaatan itu namanya KSO ya, kerja sama operasional, itu nanti kita akan dampingi," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya ada klaster pariwisata, di mana salah satu yang mendapat perhatiannya yakni Wendit Recreational Park. Bagus mengatakan, Wendit bisa mengagregasi sekitar 150 UMKM.
"Intinya adalah salah satu cluster pariwisata ini menjadi potensi bagaimana Holding UMKM itu bekerja. Jadi ada usaha menengah. Karena ada usaha menengah, dia bisa mengagregasi usaha mikro kecil untuk mensuplai kebutuhan dari wisatawan. Misalnya kulinernya, edukasi, dan seterusnya," terang dia.
Di samping itu, Bagus belum bisa menjelaskan secara rinci bagaimana nantinya peran bank-bank BUMN atau himbara dalam mendukung pembentukan Holding UMKM. Namun yang pasti, pembiayaan diperlukan salah satunya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tidak hanya KUR, mekanisme komersil pun bisa dilakukan, seperti dukungan untuk ekspor.
"Kembali lagi ke ide dasar Pak Menteri, begitu menemukan ada diskonektivitas antara UMKM dengan usaha besar. Di situ kita ciptakan, begitu diciptakan sebuah ekosistem pasti butuh pembiayaan. Apakah untuk kemudahan kerja, apakah kemudahan investasi. Nah itulah bisa masuk (dukungan pembiayaan)," ujar Bagus.
Bagus mengatakan, Kementerian UMKM menargetkan agar pada tahun 2025 ini bisa dikembangkan paling tidak 2-3 klaster untuk menjadi role model Holding UMKM. Ia berharap, prosesnya tidak akan terlalu terpengaruh dengan adanya efisiensi anggaran kementerian.
Simak juga Video 'Cak Imin soal Usulan Modal Rp 500 Juta untuk UMKM Mitra Makan Gratis':
(shc/ara)