"Kalau kita bicara marine pollution, sebetulnya tidak hanya plastik. Namun demikian plastik ini menjadi sebuah sorotan yang begitu besar di dunia. Kita selalu ditanya bahwa Indonesia ini adalah sampah plastiknya terbesar nomor dua di dunia," kata pria yang karib disapa Trenggono dalam Rapat Kerja Teknis Ditjen Penataan Ruang Laut, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).
Sampah-sampah plastik yang ada di Indonesia juga ada kiriman dari negara lain. Hal ini berdasarkan hasil kajian dengan beberapa universitas di Australia Barat.
"Plastik itu tidak semuanya berasal dari dalam daratan Indonesia, tapi juga dari negara-negara yang lain yang terus bergeser juga ke wilayah Indonesia," terang Trenggono.
Selain itu, kapal-kapal yang memasuki wilayah perairan Indonesia juga membawa serta sampah plastik. Trenggono menegaskan kapal juga dilarang membuang sampah plastik ke laut karena dapat berdampak buruk dan mengganggu kesehatan masyarakat.
Trenggono meminta agar kapal penangkap ikan tidak meninggalkan sampah mereka dan membawanya kembali ke daratan.
"Kalau dia (sampah plastik) menjadi mikroplastik, lalu dimakan oleh ikan, ikannya ditangkap, dikonsumsi oleh manusia, itu akan menyebabkan tingkat kesehatan yang tidak baik," terangnya.
Trenggono menambahkan telah membuat gerakan bertajuk Bulan Cinta Laut. Program tersebut diselenggarakan tiap tahun di sejumlah lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kami buat gerakan yang namanya Bulan Cinta Laut, yang setiap tahun selalu ada kegiatan itu. Kegiatan ini terus dilakukan, ini tentu perlu dukungan dari para kepala daerah, terutama pesisir. Kegiatan ini harus selalu dijalankan," tutur Trenggono
Tonton juga Video: BPOM Diminta Serius Tangani Pabrik Tahu Berbahan Bakar Sampah Plastik
(rea/hns)