Menaker Bantah RI Krisis Lapangan Kerja

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 17 Jul 2025 12:23 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli - Foto: Kemnaker
Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli membantah Indonesia berada dalam fase krisis lapangan kerja. Yassierli menyatakan optimismenya, meski belakangan muncul video antrean pelamar kerja yang membludak.

Fenomena membludaknya antrean pelamar untuk satu lapangan kerja terus terjadi beberapa waktu terakhir. Sejumlah konten video hingga foto di media sosial viral, menampilkan antrean panjang di job fair maupun walk-in.

"Nggak sih nggak, optimis. Optimis kita ya," singkat Menaker saat ditemui di The Tribrata Darmawangsa Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Terbaru, antrean pelamar kerja terlihat mengular di kawasan Santiong, Cianjur, hanya untuk satu lowongan toko ritel. Saat diminta respons soal ini, Yassierli enggan berkomentar.

"Saya no comment dulu ya," tuturnya.

Dalam acara Executive Breakfast Meeting IKA Fikom Unpad di tempat yang sama, Yassierli memang menekankan pentingnya menyampaikan informasi positif dan optimisme di tengah tantangan sektor ketenagakerjaan.

"Masyarakat ini butuh optimisme. Semakin kita sampaikan fear, tadi buka lowongan 50, yang datang 1.000. Semakin fear nanti datang 100 ribu. Terbatas. Padahal kita punya labor market information system SIAPkerja," beber Yassierli.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan pada prinsipnya dunia usaha memiliki komitmen untuk menyerap tenaga kerja seluas-luasnya. Namun demikian, realitas di lapangan menunjukkan adanya beberapa faktor krusial yang menimbulkan gap antara supply dan demand tenaga kerja.

Dunia usaha juga memerlukan iklim investasi yang benar-benar enabling dan pro-growth, agar ekspansi usaha dapat tercipta, dan memberikan multiplier effect pada penciptaan lapangan kerja baru.

"Jadi jika ditanya, apakah kondisi ini 'darurat'? kami lebih menyebutnya sebagai 'wake-up call'. Ini sinyal keras bahwa kita harus melakukan reformasi struktural di pasar kerja, menata ekosistem investasi, dan mendorong peningkatan employability tenaga kerja kita," kata Shinta.

Shinta juga mengingatkan bahwa kondisi ini bukan semata-mata sinyal 'darurat tenaga kerja', tetapi sebuah cerminan adanya mismatch struktural di pasar tenaga kerja. Jika tidak segera diintervensi secara tepat, berpotensi menekan daya saing nasional dalam jangka panjang.

Tonton juga video "Lapangan Kerja Jadi Rapor Merah Prabowo-Gibran Menurut LSI Denny Ja" di sini:




(ily/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork