Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan barang pada September 2025 surplus US$ 4,34 miliar. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, surplus ini menjadi yang ke-65 bulan berturut-turut dialami oleh perdagangan Indonesia.
"Pada September 2025 neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$ 4,34 miliar. Neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 65 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Pudji dalam Rilis BRS, Jakarta, Senin (3/11.2025).
Dia mengatakan, surplus pada September 2025 ini ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yaitu sebesar US$ 5,99 miliar. Komoditas penyumbang surplus utamanya adalah lemak dan minyak hewani nabati, kemudian bahan bakar mineral serta besi dan baja.
"Pada saat yang sama neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$ 1,64 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak," ucapnya.
Pudji mengatakan, secara kumulatif Januari-September 2025 neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$ 33,48 miliar.
"Surplus sepanjang Januari hingga September 2025 ini ditopang oleh surplus komoditas non migas yaitu sebesar US$ 47,20 miliar. Sementara komoditas migas masih mengalami defisit US$ 13,71 miliar," ungkapnya.
Tonton juga video "Sepak Terjang Sri Mulyani: Jaga Neraca Negara di Tiga Era" di sini:
(ada/acd)