"Pelemahan rupiah saat ini salah satunya disebabkan reaksi investor atas defisit neraca perdagangan yang cukup besar. Ini karena impornya memang cukup tinggi," kata Juniman.
Pada April, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor mencapai US$ 16,26 miliar. Menurut Juniman, penyebabnya adalah persiapan dunia usaha untuk menghadapi Ramadhan-Idul Fitri.
Sampai Juli, Juniman memperkirakan impor masih akan tetap di kisaran US$ 16 miliar. Namun selepas itu, impor akan turun seiring ekonomi Indonesia yang sebenarnya tengah melambat.
Kemudian, tambah Juniman, ekspor juga bisa membaik ketika Indonesia kembali masuk ke negara-negara maju seperti AS atau kawasan Eropa. Saat ini, negara-negara tersebut sedang menuju pemulihan ekonomi.