Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulisto menilai, penurunan tersebut sebagai kondisi yang wajar terjadi ketika pasar diterpa kondisi mengejutkan.
Ia menjelaskan, penurunan tersebut bukan dikarenakan para investor takut atau tidak mau lagi berinvestasi di Indonesia. Mereka hanya kaget.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, begitu semua orang mengerti apa yang terjadi, pasar kembali normal.
"Artinya Investor percaya dengan kondisi keamanan di Indonesia bisa dijaga. Investor Tidak Takut," tegas dia.
Namun, ia percaya, dengan sikap cekatan aparat keamanan pada insiden pengeboman tersebut akan membuat investor semakin yakin bahwa keamanan di Indonesia sangat kondusif.
"Polisi hebat loh. Hanya dalam waktu satu jam, itu langsung bisa diatasi. Jadi investor semakin yakin tidak ada yang perlu dikhawatirkan di Indonesia," pungkas dia.
Sebagai informasi, pada saat bom meledak di Sarinah, Thamrin, IHSG langsung merespon negatif.
Hingga pukul 11.29 waktu JATS, Kamis (14/1/2016), IHSG langsung anjlok 50,258 poin (1,12%) ke 4.483,110 merespon ledakan bom di Kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.
Pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup anjlok 77,859 poin (1,72%) ke 4.459,320. Sementara indeks LQ45 ditutup merosot 17,830 poin (2,25%) ke 775.471.
(dna/drk)