Menurut Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada, kembali melemahnya rupiah menjadi bukti keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI 7 days repo rate menjadi 4,5 tidak ampuh. Keputusan itu diambil juga dianggap terlambat.
"Naikannya suku bunga bukan satu obat yang mujarab untuk menolong rupiah. Apalagi kemarin kenaikan suku bunga terjadi setelah rupiah sudah tertekan cukup dalam. Jadi orang sudah under estimate dulu baru BI datang menaikkan suku bunga. Itu yang disayangkan keputusan BI menunda," terangnya.
Reza menilai seharusnya BI tidak menunda menaikkan suku bunga acuan hingga rupiah terkapar di level Rp 14.000. Menurutnya level Rp 13.800 harusnya sudah menjadi warning bagi BI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu menurut Reza kondisi makro ekonomi Indonesia juga kurang mendukung. Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini mengeluarkan data bahwa pada April 2018 terjadi defisit hingga US$ 1,63 miliar.
Oleh karena itu menurutnya pemerintah harus mencari upaya untuk mendorong ekspor dalam neraca perdagangan. Caranya dengan memberikan stimulus kepada industri.