Menurut Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali setimen yang mendorong keluarnya dana asing masih terkait rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed. Banyak dari dana asing yang kemudian di tempatkan di AS untuk mengejar imbal hasil dan risiko yang lebih baik.
"Dulu kita interest rate masih turun jadi investor merasa risiko investasi di Asia Tenggara masih lebih tinggi sedangkan imbal hasil di US malah makin baik," terangnya kepada detikFinance.
Selain itu, menurut Frederik ada kemungkinan juga investor asing khususnya institusi mulai mengambil untung setelah menempatkan dananya beberapa tahun di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Frederik memprediksi akan mulai kembali ke jalur positif pada bulan depan. Sebab saat ini masih ada beberapa sektor perusahaan yang belum menerbitkan laporan kinerja keuangan semester I-2018.
"Seperti saat ini tambang masih belum semuanya rilis laporan keungan padahal banyak kapitalisasi besar juga," tuturnya.