Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami tekanan. Ini terjadi karena tingginya permintaan dolar AS untuk kebutuhan impor, dan yang paling tinggi dan menyebabkan defisit adalah impor migas.
Menanggapi hal tersebut, mantan Menteri Keuangan di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri menjelaskan saat ini yang menjadi perhatian utama adalah current account deficit (CAD). Menurutnya, salah satu sumber defisit yang besar adalah dari minyak dan gas (migas).
"Untuk menurunkan permintaan bahan bakar minyak (BBM) yang sebagian juga muncul karena penyelundupan, sebaiknya harga BBM dinaikkan," kata Chatib dalam keterangannya, Selasa (4/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi untuk investor pasar keuangan, mereka bisa ekspektasi bahwa CAD ke depan akan semakin kecil," ujar Chatib.