Pemerintah mesti bisa memanfaatkan momentum perang dagang AS-China untuk menarik dolar AS ke Indonesia. Dengan pasokan dolar yang melimpah maka rupiah menguat.
David Sumual menerangkan, pemerintah bisa memanfaatkan perang dagang untuk memperbaiki kemudahan investasi dalam negeri. Dengan begitu, investor semangat menanamkan modal di Indonesia.
"Window opportunity kesempatan memperbaiki kondisi struktural apa, kemudahan berbisnis di Indonesia. Kemudahan perizinan, pembebasan lahan, itu isu-isunya itu aja. Konsistensi kebijakan kita pusat daerah, bagaimana membuat paket yang menarik bagi investor. Bagaimana mengundang FDI (foreign direct investment) yang orientasinya ekspor," jelas dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia kan kebagian dikit nih, kebanyakan Thailand, Vietnam, Malaysia. Ini lebih jangka panjang, stabil, dibanding hot money," ujarnya.
"(Vietnam) Dia lebih mudah (berbisnis), lahan disediakan oleh pemerintah, sewa murah, bahkan mungkin nggak usah sewa, 30 tahun nggak usaha bayar, yang penting serap tenaga kerja, ekspor naik. Mereka sinergilah. Thailand Malaysia sama, apa yang kita tawarkan?"terangnya.
Untuk jangka pendek, pemerintah bisa mengambil peluang dengan mencari pendanaan berdenominasi dolar. Sehingga, pasokan dolar melimpah.
"Demand masih cukup bagus untuk instrumen financial Indonesia, jadi dimanfaatkanlah mumpung demand kuat bisa itu bisa nambah supply pasokan valas di pasar," tutupnya.