"Sebagian bayar utang, sebagian ya balikin ekuitas. Kan yang namanya beli-beli itu kan pasti banyak utangnya tidak mungkin ekuitas semua. Bangun stadion di luar negeri gak mungkin pure ekuitas pasti ada utangnya," tuturnya di Gedung BEI.
Menurut Erick, sangat lumrah berutang untuk investasi di luar negeri. Biasanya perusahaan juga melakukan investasi hanya 30% dengan ekuitas sisanya berutang.
"Itu lumrah, apa lagi seluruh akuisisi saya di luar negeri enggak ada hubungannya dengan bank di Indonesia. Semua bank asing," ujarnya.
Sayangnya Erick tidak secara gamblang mengungkapkan apakah investasinya di Inter Milan menguntungkan atau tidak. "Ya namanya investasi kadang ada profit, kadang break event poin. Tergantung, hal biasalah," ujarnya.