Waspadai Aksi Jual Saham Berjamaah

Waspadai Aksi Jual Saham Berjamaah

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 14 Mei 2019 07:44 WIB
Waspadai Aksi Jual Saham Berjamaah
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Seakan ikut puasa, pasar modal Indonesia tengah lesu sejak awal Ramadhan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cenderung tertekan selama beberapa hari ini.

Bagi pasar modal Indonesia hampir setiap tahunnya ketika Ramadhan perdagangan memang cenderung lesu. Salah satu faktornya biasanya terjadi ramainya aksi jual saham.

Ada beberapa alasan mengapa investor menarik uangnya dari pasar modal saat Ramadhan. Mulai dari cari THR dengan aksi profit taking, ada pula yang mengamankan portofolionya sebelum libur panjang Lebaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya, aksi jual saham mulai terasa di awal Ramadhan. Ternyata ada faktor lainnya yang membuat investor asing juga ikut jual saham.

Berikut berita selengkapnya:

Pasar modal Indonesia belakangan mulai melesu. Sepertinya investor juga ikut puasa di bulan Ramadhan ini.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menjelaskan ada banyak faktor yang membuat pasar modal belakangan ini begitu sepi. Pertama pada bulan Mei biasanya perusahaan manajer investasi mulai melakukan peralihan portofolionya dengan melakukan aksi jual.

"Untuk masa-masa sekarang bertepatan bulan Mei, yang mana musiman peralihan investasi. Jadi kebanyakan fund manajer profit taking," ujarnya kepada detikFinance, Senin (13/5/2019).

Kedua, Ramadhan juga ikut punya andil dalam membuat sepinya perdagangan. Sebab hampir setiap tahunnya pasar modal Indonesia selalu sepi saat bulan puasa.

Selain itu, kondisi politik di Indonesia pasca pemilu juga ikut mempengaruhi. Investor asing lebih memilih menahan diri untuk menantikan hasil rekapitulasi KPU.

Belum lagi faktor eksternal seperti perang dagang AA vs China yang mulai memanas lagi. Hingga fundamental ekonomi RI yang datanya di bawah ekspektasi.

"Kemarin data transaksi berjalan itu defisitnya hanya turun US$ 2 miliar dari US$ 9 miliar ke US$ 7 miliar. Haralan pasar turun sampai US$ 5 miliar," ujarnya.

Lanjar Nafi mengatakan, memang setiap tahunnya setiap kali Ramadhan pasar modal terasa sepi. Banyak pelaku pasar yang justru melakukan aksi jual.

"Pasti sepi kalau Ramadhan dan aksi jual besar karena logisnya ya investor realisasikan keuntungan THR," ujarnya.

Lanjar menerangkan, biasanya investor lokal khususnya memilih untuk mencairkan portofolio sahamnya untuk memenuhi kebutuhan hari raya. Selain itu libur panjang saat Lebaran juga mendorong investor untuk menarik dulu dananya dari pasar modal untuk sementara waktu.

Menurutnya, biasanya investor akan ramai menarik dana dari pasar mosal seminggu sebelum libur panjang Lebaran. Namun di awal bulan puasa ini sudah mulai terasa aksi jualnya.

Hal itu lantaran Ramadhan kali ini bertepatan dengan bulan Mei. Bulan ini merupakan bulan saat manajer investasi di seluruh dunia biasanya melakukan peralihan portofolio. Sehingga mereka melakukan aksi jual.

"Bulan Mei itu musimnya peralihan investasi. Kebanyakan fund manager profit taking," terangnya.

Hal itu terlihat dari data penjualan investor asing di papan perdagangan. Tercatat selama seminggu ini net sell sudah mencapai Rp 2,39 triliun.

Untuk mengantisipasi hal itu, Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menyarankan investor untuk memilih instrumen investasi lain. Seperti misalnya obligasi ataupun reksadana.

"Intinya cari investasi dengan risiko yang rendah dulu," ujarnya.

Jika investor tetap memilih saham, Lanjar menyarankan agar investor aktif trading. Investor harus lebih ketat dalam mengawasi saham yang dibeli.

"Jadi lebih jagain ketat batasan risiko dan batasan keuntungannya. Kalau mencoba beli saham turun cukup dalam itu punya peluang namun belum terkonfirmasi peluang reboundnya," tambah Lanjar.

Dia menyarankan jika membeli saham di bulan puasa, ketika turun 5% cepat-cepat lakukan stop loss atau menjualnya. Lalu jika bergerak naik, 5% saja, segera jual atau profit taking.

Sebab dengan kondisi yang tidak pasti saat Ramadhan, pasar akan bergerak tak menentu. Sehingga lebih baik bersikap sigap dalam bertransaksi untuk meminimalisir kerugian.

Untuk saham sendiri dia merekomendasikan beberapa saham yang sudah menarik untuk dibeli seperti PTBA, HMSP, UNVR, BBRI, BBNI, PGAS, JSMR, WSKT dan LPKR.

Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dia memprediksi akan berada dalam rentang 6.150-6.260 saat sebelum libur Lebaran.

Hide Ads