-
Investasi produk keuangan kini bisa lebih mudah hanya dalam satu genggaman. Misalnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memberikan kemudahan memesan instrumen investasi melalui telepon seluler.
Kemudahan ini diharapkan bisa menggaet generasi milenial agar gemar berinvestasi. Berikut berita lengkapnya :
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan perbankan juga harus berinovasi dengan keinginan generasi milenial.
Melalui aplikasi WELMA, nasabah BCA bisa lebih mudah dalam melakukan investasi di produk keuangan mulai dari reksa dana sampai surat berharga negara (SBN).
"Beli produk investasi reksa dana dan obligasi hanya dalam satu genggaman melalui aplikasi WELMA di smartphone android," kata Jahja dalam acara IKF VIII di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Dia mengungkapkan dengan aplikasi WELMA ini diharapkan bisa meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi. "Cara investasi melalui aplikasi WELMA simpel dan praktis, sesuai dengan karakteristik masyarakat jaman now. Ayo mulai berinvestasi!" imbuh dia.
Dia mengatakan, BCA ingin mendukung program pemerintah melalui OJK untuk terus menggalakkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia guna mengedukasi dan mewujudkan indeks literasi keuangan yang tinggi dari masyarakat Indonesia sehingga dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto mengungkapkan aplikasi WELMA ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam berinvestasi.
"Ini bagus, karena tak hanya bagaimana mengelola investasi tetapi juga meningkatkan literasi keuangan dan pendalaman sektor keuangan. Masyarakat diberi banyak pilihan untuk investasi," kata dia.
Menurut Andin, saat ini generasi milenial merupakan kategori yang aktif dalam pembelian SBN yang diterbitkan pemerintah. Hal ini menunjukkan jika generasi milenial juga senang berkontribusi terhadap pembangunan negara.
Wakil Presiden Direktur BCA Suwignyo Budiman menjelaskan produk investasi keuangan secara digital merupakan perluasan layanan dari bank.
"Pasti banyak yang bilang, lho kok bank banyak produknya tapi ini merupakan branding kami sebagai transformasi digital," kata dia.
Menurut Suwignyo, ke depan bank tak bisa melawan digitalisasi. Karena itu, bank harus berupaya untuk memenuhi keinginan nasabah yang nengharapkan investasi lebih mudah dan cepat dalam era digital.
"WELMA ini agar BCA bisa bersaing di tengah digitalisasi perbankan. Ke depan kami akan memenuhi kebutuhan nasabah kami mulai menabung hingga investasi secara digital," jelas dia.
Senior Executive Vice President Wealth Management BCA Christine Setyabudhi menyebut, hingga September 2019 jumlah asset under management (AUM) atau dana kelolaan bisnis Wealth Management BCA telah mencapai Rp55 triliun.
"Untuk AUM kita per September 2019 keseluruhan ada obligasi dan reksa dana sekitar Rp55 triliun," kata Christine.
Dia mengatakan, dana tersebut telah tumbuh 40% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dirinya berharap, kedepan dana kelolaan tersebut dapat tumbuh seiring dengan kesadaran masyarakat untuk berinvestasi.
Tak hanya itu, peluncuran aplikasi teranyar milik BCA yakni WELMA diharapkan dapat terus meningkatkan bisnis Wealth Management miliknya.
Sekadar Informasj, dari sisi dana pihak ketiga hingga semester-1 2019, BCA mencatat pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) sebesar 5,9% year on year menjadi Rp510,4 triliun. Sejalan dengan kuatnya peningkatan jumlah transaksi khususnya pada e-channel, CASA tetap menjadi inti dana pihak ketiga BCA dan berkontribusi sebesar 75,7% dari total dana pihak ketiga. Sementara itu, dana deposito meningkat 18,1% yoy menjadi Rp163,5 triliun. Dengan begitu total dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp673,9 triliun tumbuh 8,6% yoy.