Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) berupaya meredam ketidakpastian itu melalui penurunan suku bunga acuan. Dalam 3 bulan terakhir, BI sudah menurunkan suku bunga acuan sampai 75 basis poin menjadi 5,25%.
Demikian disampaikan Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P Tamba lewat keterangan tertulis, Selasa (22/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, dia menyebut, kondisi itu membawa angin segar pada pasar obligasi khususnya obligasi pemerintah. Berdasarkan data Infovesta per akhir September 2019, dalam kurun waktu 3 bulan infovesta government bond index mencatatkan kenaikan sebesar 1,79% mengalahkan kinerja dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Di mana, pada periode yang sama terkoreksi 2,98 %.
"Pasar obligasi tentunya mendapat 'berkah' tersendiri dengan tren penurunan suku bunga yang terjadi saat ini, khususnya obligasi pemerintah," ujarnya.
Dengan kondisi itu, ia mengatakan, instrumen reksa dana pendapatan menjadi instrumen yang tepat di saat kondisi sedang tak menentu.
"DIM memiliki 2 Reksa Dana Pendapatan Tetap unggulan yang dapat menjadi pilihan bagi investor untuk melakukan investasi, yaitu Danareksa Melati Pendapatan Utama dan Danareksa Melati Premium Dollar," katanya.
Danareksa Melati Pendapatan Utama merupakan reksa dana pendapatan tetap berdenominasi rupiah dengan penempatan pada obligasi pemerintah dan/atau obligasi korporasi dengan rating minimal A.
Sementara Danareksa Melati Premium Dollar merupakan reksa dana pendapatan tetap berdenominasi dolar Amerika Serikat dengan penempatan pada obligasi pemerintah berdenominasi dolar.
Berdasarkan data infovesta per tanggal 30 September 2019, Danareksa Melati Pendapatan Utama memberikan imbal hasil 1 tahun sebesar 16,71 %. Sementara, Danareksa Melati Premium Dollar membukukan kinerja 10,82%.
(fdl/fdl)