Berisiko Buat Indonesia
Menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede ada sejumlah risiko buat Indonesia jika menjadikan emas sebagai alat tukar antar negara. Pertama karena emas memiliki harga intrinsik yang mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya pikir sih mungkin agak berisiko ya kalau kita menggunakan, implementasikan emas sebagai alat perdagangan antar negara ya, khususnya negara-negara Muslim," kata dia saat dihubungi detikcom, Jumat (27/12/2019).
Dia menyarankan Indonesia tetap menggunakan mata uang sebagai alat tukar. Apalagi Indonesia bukan negara dengan cadangan emas yang melimpah.
Bagi negara yang punya cadangan emas dalam skala besar, menjadikan komoditas tersebut sebagai alat tukar tak masalah karena menurutnya bisa memonopoli harga atau mengendalikan harga.
"Iya saya pikir sih mata uang masih lebih (baik). Ya untuk beberapa negara dengan cadangan (atau) penghasil emas sih nggak masalah ya karena itu dia bisa memonopoli harga juga ya, bisa men-setting harga ya," terangnya.
"Pendalaman pasarnya sendiri pasar komoditi kan belum begitu dalam ya. Jadi saya pikir risikonya lebih besar," tambahnya.
Simak Video "Video Boleh Nggak Kredit Emas dalam Islam?"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/hns)