Supaya Rupiah Kuat
Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan kepanikan investor bisa mereda asalkan penanganan virus corona sudah semakin baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi yang bisa membuat nilai rupiah menguat lagi ini tergantung pada penanganan virus corona. Jangan seperti sekarang, komunikasi maju mundur, kemudian pusat dan daerah juga belum clear, ini cukup mempengaruhi," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/3/2020).
Selain itu nilai tukar rupiah tergantung pada daya beli masyarakat yang cukup kuat menghadapi virus corona dan resesi ekonomi secara global. Ini artinya pemerintah jangan lagi memperlambat proses stimulus untuk mempertahankan daya beli masyarakat.
"Jadi saya usulkan untuk mempertahankan daya beli masyarakat sehingga investor juga percaya pada kekuatan Indonesia, maka harusnya ada universal basic income," jelas dia.
Menurut Bhima masyarakat yang rentan jatuh ke dalam jurang kemiskinan harus secepatnya mendapatkan bantuan. Karena jika konsumsi naik maka nilai produksi pun naik.
Hal ini turut mempengaruhi investasi yang kembali menarik di mata investor. "Hal-hal ini akan terjadi jika stimulusnya tepat sasaran dan tepat waktu," jelas dia.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan rupiah bisa kembali perkasa jika investor sudah menemukan kepercayaannya kembali dengan Indonesia.
Hal ini bisa dibuktikan dengan perkembangan orang yang positif dan berhasil disembuhkan. "Rupiah akan kembali menguat apabila jumlah kematian tak bergerak, lalu jumlah yang sembuh terus bertambah," jelas dia.
Menurut dia, jika hal ini sudah terjadi investor melihat jika Indonesia mampu menyelesaikan masalah dan memberikan ruang kepercayaan.
"Saat ini Indonesia kan dilihatnya masih sedang berjuang untuk mengurangi penyebaran virus yang makin menjadi-jadi. Tapi jika semuanya sudah berhasil dilakukan, maka Indonesia bisa lebih baik.
(kil/eds)