Sebab belakangan ini saham-saham BUMN rata-rata dinaungi sentimen negatif, baik dari segi fundamental maupun rumor. Buktinya rata-rata saham BUMN saat ini kapitalisasinya turun 37,8%, sedangkan saham emiten non BUMN turun sekitar 25,4%.
"Saham BUMN memang punya kinerja lebih buruk dibandingkan emiten non BUMN. Jadi dari sisi persepsi lebih berat dalam 5 tahun terakhir. Artinya saham-saham BUMN sulit untuk mengulang seperti di 2007-2008," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Alfred memprediksi ketika pasar modal Indonesia mulai pulih nanti akan didorong oleh saham-saham non BUMN. Sedangkan saham BUMN akan pulih jauh lebih lama dari pulihnya pasar.
(das/ara)