Sementara ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS beberapa waktu terakhir diakibatkan oleh faktor sesaat seperti pembayaran utang pemerintah dan swasta.
Oleh karena itu, dirinya menilai pemerintah dan BI harus memiliki prosedur khusus untuk melakukan intervensi pasar demi menjaga stabilitas nilai tukar di tengah kondisi yang tidak menentu seperti sekarang ini. Prosedur khusus ini misalnya menentukan di level berapa BI harus intervensi pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bentuk intervensi ini juga sebagai bentuk BI untuk menenangkan pasar," ujar Yusuf.
Tidak hanya itu, Yusuf mengatakan komitmen pemerintah dalam menyelesaikan pandemi Corona menjadi kunci menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Karena semakin lama COVID-19 bisa diselesaikan maka semakin lama pula proses pemulihan ekonomi bisa terjadi. Hal ini bisa menjadi persepsi buruk bagi investor yang berpotensi kembali akan mengurangi proporsi portofolionya di Indonesia," ujarnya.
Perlu diketahui, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah masih fluktuasi, bahkan beberapa hari lalu hampir menyentuh level Rp 15.000.
Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sempat bertengger di level Rp 14.900 atau mendekati Rp 15.000. Meskipun pada hari ini dolar AS melemah ke level Rp14.785. Mengutip perdagangan Reuters, Rabu (19/8) dolar AS terpantau bergerak di level Rp 14.800-14.900 per pukul 9.20 WIB.
Simak Video "Video: Google Error, Kurs 1 Dolar AS Jadi Rp 8 Ribu Trending Topic "
[Gambas:Video 20detik]
(hek/fdl)