Perusahaan juga mendapatkan kerugian dari bagian entitas asosiasi senilai US$ 3,99 juta dari sebelumnya untung US$ 135.595. Beban keuangan juga mengalami peningkatan menjadi senilai US$ 313,42 juta dari sebelumnya senilai US$ 66,76 juta.
Dari segi aset, di pos aset lancar terjadi penurunan menjadi sebesar US$ 714,33 juta dari posisi di akhir Desember 2020 lalu yang senilai US$ 1,33 miliar. Utamanya karena penyusutan kas dan setara kas menjadi US$ 169,99 juta dari US$ 299,34 juta dan turunnya nilai piutang usaha serta tagihan bruto kepada pelanggan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan aset tak lancar mengalami peningkatan drastis menjadi US$ 9,19 miliar dari posisi US$ 3,32 miliar di akhir tahun lalu. Kenaikan ini karena adanya aset tetap perusahaan yang nilainya meningkat menjadi US$ 6,85 miliar dari sebelumnya US$ 1,14 miliar.
Sehingga total aset pada periode ini menjadi US$ 9,90 miliar, naik dari posisi 31 Desember 2020 yang sebesar US$ 4,45 miliar. Total liabilitas perusahaan juga naik tajam pada akhir September lalu menjadi US$ 10,36 miliar. Naik tajam dari sembilan bulan sebelumnya yang senilai US$ 3,73 miliar.
Kenaikan ini terutama terjadi pada liabilitas jangka panjang yang menjadi US$ 5,66 miliar dari US$ 477,21 juta. Terutama disebabkan karena liabilitas sewa pembiayaan yang naik tinggi dan liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat.
Sedangkan liabilitas jangka pendek naik tipis menjadi US$ 4,69 miliar dari sebelumnya US$ 3,25 miliar di akhir Desember 2019. Pada akhir kuartal III-2020 lalu perusahaan terpaksa membukukan nilai ekuitas negatif senilai US$ 455,57 juta dibanding dengan ekuitas yang masih positif di akhir 2019 yang senilai US$ 720,62 juta.
(ara/ara)