AADI, Ada Apa dengan IHSG?

AADI, Ada Apa dengan IHSG?

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 30 Jan 2021 08:30 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5% ke level 4.891. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham siang ini.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Sudah seminggu lebih Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang cukup dalam. IHSG terus turun sejak 21 Januari 2021 hingga hari ini. Pada penutupan pekan kemarin tercatat IHSG turun 1,96% ke posisi 5.862. Jika ditarik selama seminggu IHSG sudah turun 7,05%.

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, pasar modal Indonesia memang tengah dinaungi beberapa sentimen negatif. Pertama pandemi COVID-19 yang masih belum jelas juga menambah keraguan pelaku pasar. Sebab vaksin yang ada juga masih belum memberikan kepastian untuk mengakhiri pandemi ini.

"Mereka berharap dengan adanya vaksin bisa kembali pulih, tapi di sisi lain ternyata virus ini ada varian baru, dan juga terjadi mutasi. Ini jadi pertanyaaan apakah vaksin didistribusikan secara luas apakah efektif mengatasi virus. Selain itu ada kasus saat uji coba vaksin ada efek samping dan bahkan ada kematian, walaupun belum detail dijelaskan penyebabnya," tuturnya saat dihubungi detikcom, Jumat (29/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sentimen negatif kedua, saat ini emiten mulai masuk dalam musim laporan keuangan. Beberapa emiten-emiten besar seperti perbankan mengindikasikan kinerja negatif di sepanjang 2020.

Sementara saham-saham perbankan relatif sudah berterbangan tinggi sebelumnya. Sehingga ketika laporan keuangannya keluar, pelaku pasar cenderung profit taking. Tak hanya di situ, Reza menilai penurunan akan berlanjut minggu depan. Sebab PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membuka kembali aktivitas short sell. Hal ini bisa membuat IHSG kembali turun.

ADVERTISEMENT

Short selling sendiri merupakan aktivitas pinjam meminjam saham. Investor bisa meminjam saham untuk dijual, kemudian berjanji untuk membelinya kembali di kemudian hari.

Investor yang melakukan aktivitas itu bertujuan mengambil untung dari penurunan nilai saham. Peluangnya dia bisa menjual saham yang dipinjam itu di level tinggi, jika saham itu kemudian harganya turun dia mendapat untung karena membelinya kembali di level rendah.

"Berartikan harga harus turun, ini bisa memicu penurunan secara masif. Karena semua investor mau ambil di harga paling rendah," tuturnya.

Apa penilaian analis lain soal IHSG? klik halaman berikutnya.

Analis Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas juga menilai hal yang sama. Virus COVID-19 masih menjadi menghantui pasar modal meskipun vaksin sudah mulai diedarkan

"Virus korona juga terus meningkat, sedangkan keefektifan vaksin belum menunjukkan dampaknya," tuturnya.

Di sisi lain, para pelaku pasar juga mulai melakukan aksi profit taking setelah euforia meroketnya banyak saham beberapa waktu ke belakang.

Dari sisi penerapan short selling dia juga meyakini akan menambah beban IHSG untuk kembali pulih. Dia memprediksi IHSG masih dalam tren negatif dalam waktu dekat.

"Terkait short sell bisa jadi bakal memperparah penurunan indeks, karena kondisi saat ini dalam tren turun. Jadi prediksinya lebih banyak turun," tutupnya.

Lalu bakal sejauh mana IHSG terjun? klik halaman berikutnya.

Reza menilai posisi IHSG saat ini seakan kembali ke posisi di pertengahan Desember 2020. Saat itu IHSG tengah menikmati rebound setelah penurunan panjang yang dihiasi dengan berbagai sentimen positif.

"Saat itu IHSG lagi naik yang terpaksa, karena sebelumnya IHSG sampai Oktober masih di 5.100. Lalu kemudian ada wacana SWF, vaksin, perbaikan konstruksi dan segala macam. Akhirnya di-drive oleh saham BUMN dan berimbas ke saham lain," ucapnya.

Namun kini saham-saham BUMN yang menjadi penggerak pasar di Desember lalu mulai pada berjatuhan. Bahkan banyak dari saham BUMN bolak balik masuk dalam daftar top loser dengan penurunan hingga menyentuh lebih auto reject bawah (ARB).

"Belum lagi adanya sentimen negatif dari pemeriksaan BPJS Ketenagakerjaan, itu juga membuat pelaku pasar khawatir," ucapnya.

Reza memprediksi penurunan IHSG akan terus berlanjut. Menurut perkiraannya IHSG bisa menyentuh level support di 5.500.

Sementara Sukarno Alatas menjelaskan, pergerakan penurunan IHSG sudah menyentuh area supportnya di level 5.853. Ada dua kemungkinan, jika IHSG kembali melemah dalam jangka pendek diperkirakan bisa sampai 5.734.

"Untuk jangka pendeknya skenario jika next candle bearish dan kembali breakdown 5.853, penurunan selanjutnya bisa ke next support 5734. Skenario jika indeks mampu bertahan, ada potensi teknikal rebound ke resistance terdekat di 5.957," terangnya.


Hide Ads