Sudah seminggu lebih Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang cukup dalam. IHSG terus turun sejak 21 Januari 2021 hingga hari ini. Pada penutupan pekan kemarin tercatat IHSG turun 1,96% ke posisi 5.862. Jika ditarik selama seminggu IHSG sudah turun 7,05%.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, pasar modal Indonesia memang tengah dinaungi beberapa sentimen negatif. Pertama pandemi COVID-19 yang masih belum jelas juga menambah keraguan pelaku pasar. Sebab vaksin yang ada juga masih belum memberikan kepastian untuk mengakhiri pandemi ini.
"Mereka berharap dengan adanya vaksin bisa kembali pulih, tapi di sisi lain ternyata virus ini ada varian baru, dan juga terjadi mutasi. Ini jadi pertanyaaan apakah vaksin didistribusikan secara luas apakah efektif mengatasi virus. Selain itu ada kasus saat uji coba vaksin ada efek samping dan bahkan ada kematian, walaupun belum detail dijelaskan penyebabnya," tuturnya saat dihubungi detikcom, Jumat (29/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sentimen negatif kedua, saat ini emiten mulai masuk dalam musim laporan keuangan. Beberapa emiten-emiten besar seperti perbankan mengindikasikan kinerja negatif di sepanjang 2020.
Sementara saham-saham perbankan relatif sudah berterbangan tinggi sebelumnya. Sehingga ketika laporan keuangannya keluar, pelaku pasar cenderung profit taking. Tak hanya di situ, Reza menilai penurunan akan berlanjut minggu depan. Sebab PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membuka kembali aktivitas short sell. Hal ini bisa membuat IHSG kembali turun.
Short selling sendiri merupakan aktivitas pinjam meminjam saham. Investor bisa meminjam saham untuk dijual, kemudian berjanji untuk membelinya kembali di kemudian hari.
Investor yang melakukan aktivitas itu bertujuan mengambil untung dari penurunan nilai saham. Peluangnya dia bisa menjual saham yang dipinjam itu di level tinggi, jika saham itu kemudian harganya turun dia mendapat untung karena membelinya kembali di level rendah.
"Berartikan harga harus turun, ini bisa memicu penurunan secara masif. Karena semua investor mau ambil di harga paling rendah," tuturnya.
Apa penilaian analis lain soal IHSG? klik halaman berikutnya.