Kenali Dulu Risiko Sebelum Main Saham, Jangan Bunuh Diri!

Kenali Dulu Risiko Sebelum Main Saham, Jangan Bunuh Diri!

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 23 Mar 2021 11:25 WIB
Stock exchange market concept, businesswoman trader looking on smartphone with graphs analysis candle line on sofa in house, diagrams on screen.
Foto: iStock
Jakarta -

Seorang pria tewas setelah loncat dari lantai 23 apartemen di Setiabudi, Jakarta Selatan. Polisi menyebut korban punya masalah ekonomi karena main saham.

"Kalau dari pihak keluarganya menyatakan akhir-akhir ini sering diam, kemungkinan ada masalah keuangan karena korban main saham kayaknya. Cuman masih kita dalami motif bunuh dirinya. Tapi kemungkinan masalah keuangan," jelas Kapolsek Setiabudi AKBP Yogen Heroes Baruno di lokasi, Senin (22/3/2021).

Menurut Chairman & President Asosiasi Perencana Keuangan IARFC (International Association of Register Financial Consultant) Indonesia, Aidil Akbar, kasus bunuh diri karena rugi main saham sebenarnya bukanlah hal baru. Sebelumnya, sudah sering terjadi hal serupa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau memang benar dia (bunuh diri karena) main saham, maka dia bukan korban pertama, karena dulu sebelum-sebelumnya sudah sering orang bunuh diri karena saham. Dan modusnya biasanya sama, mereka lompat dari gedung," ungkap Aidil kepada detikcom, Selasa (23/3/2021).

Penyebabnya bila dilihat dari kasus-kasus bunuh diri sebelumnya, tidak lain karena uang yang dipakai untuk main saham biasanya bukan uang pribadi. Biasanya uang yang dipakai adalah uang orang lain atau utang.

ADVERTISEMENT

"Itu biasanya karena mereka mengalami kerugian yang sangat besar dan kerugiannya bukan pakai uang mereka sendiri, jadi kalau rugi doang biasanya nggak masalah ya, kalau uang sendiri, biasanya mereka itu ruginya itu karena pakai uang pinjaman, mereka tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya," tambahnya.

Untuk itu, Aidil mewanti-wanti masyarakat terutama yang baru mau terjun ke investasi saham untuk lebih mengenali dulu apa itu saham dan ilmu-ilmu dasar terkait investasi di pasar modal.

Apa saja risiko main saham? klik halaman berikutnya.

Selain itu, harus paham betul risiko-risiko terburuk yang bisa terjadi di pasar modal. Menurut Aidil, risiko terburuk saat berani investasi di pasar modal adalah kehilangan sebagian besar uang yang ditaruh di saham tersebut.

"Kerugiannya ya bisa sebagian besar uangnya bisa hilang, semuanya juga bisa hilang, meskipun ada yang bilang, oh nilai saham paling kecil Rp 50, tapi kan itu tidak bisa dijual. Dijualnya harus di pasar nego, kalau di pasar nego kan berarti harganya kan tergantung yang mau beli saja, tapi ya sebetulnya uangnya bisa hilang 100% atau 99% lah bisa hilang," tuturnya.

Namun, menurut Aidil, kasus rugi besar seperti ini hanya terjadi pada saham-saham gorengan atau saham lapis ketiga.

Hal serupa disampaikan oleh Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas. Kerugiannya bisa sangat dalam, tapi lagi-lagi hal itu tergantung pada jenis saham yang dipilih. Biasanya kerugian di saham-saham blue chip atau lapis pertama masih bisa diperhitungkan dan masih ada kemungkinan untuk naik lagi dalam jangka panjang.

"Tergantung sahamnya. Untuk saham-saham yang tergolong big cap atau blue chip atau lapis pertama kerugiannya bisa diperhitungkan," terangnya.

Sebaliknya, kerugian paling dalam sering terjadi di saham-saham lapis kedua atau ketiga terutama saham lapis ketiga, kerugiannya bisa di atas 50%. "Sedangkan untuk saham-saham yang market cap-nya kecil seperti saham lapis kedua dan ketiga bisa signifikan, lapis ketiga bisa di atas 50%" tuturnya.

Lihat Video: Pemerintah Diminta Atur Kriteria Pembicara Saham

[Gambas:Video 20detik]




Hide Ads