Seorang pria tewas setelah loncat dari lantai 23 apartemen di Setiabudi, Jakarta Selatan. Polisi menyebut korban punya masalah ekonomi karena main saham.
"Kalau dari pihak keluarganya menyatakan akhir-akhir ini sering diam, kemungkinan ada masalah keuangan karena korban main saham kayaknya. Cuman masih kita dalami motif bunuh dirinya. Tapi kemungkinan masalah keuangan," jelas Kapolsek Setiabudi AKBP Yogen Heroes Baruno di lokasi, Senin (22/3/2021).
Menurut Chairman & President Asosiasi Perencana Keuangan IARFC (International Association of Register Financial Consultant) Indonesia, Aidil Akbar, kasus bunuh diri karena rugi main saham sebenarnya bukanlah hal baru. Sebelumnya, sudah sering terjadi hal serupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau memang benar dia (bunuh diri karena) main saham, maka dia bukan korban pertama, karena dulu sebelum-sebelumnya sudah sering orang bunuh diri karena saham. Dan modusnya biasanya sama, mereka lompat dari gedung," ungkap Aidil kepada detikcom, Selasa (23/3/2021).
Penyebabnya bila dilihat dari kasus-kasus bunuh diri sebelumnya, tidak lain karena uang yang dipakai untuk main saham biasanya bukan uang pribadi. Biasanya uang yang dipakai adalah uang orang lain atau utang.
"Itu biasanya karena mereka mengalami kerugian yang sangat besar dan kerugiannya bukan pakai uang mereka sendiri, jadi kalau rugi doang biasanya nggak masalah ya, kalau uang sendiri, biasanya mereka itu ruginya itu karena pakai uang pinjaman, mereka tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya," tambahnya.
Untuk itu, Aidil mewanti-wanti masyarakat terutama yang baru mau terjun ke investasi saham untuk lebih mengenali dulu apa itu saham dan ilmu-ilmu dasar terkait investasi di pasar modal.
Apa saja risiko main saham? klik halaman berikutnya.