Melihat perkembangan sejauh ini, Prihatmo yakin pertumbuhan industri reksadana akan tetap tumbuh positif di tahun 2021. Sikap optimistis ini sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang mulai pulih dari krisis pandemi.
Seperti diketahui, agen penjual reksa dana online/digital mulai menjamur beberapa tahun terakhir. Beberapa nama yang mencuri perhatian antara lain Bibit.id atau Bibit, Bareksa, E-mas dan Tanamduit.
CEO Bibit, Sigit Kouwagam mengatakan peningkatan terjadi karena perusahaan juga membidik investor pemula. Pemilihan bisnis model dan timing terjun ke bisnis juga menjadi faktor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami membidik investor pemula, para anak milenial yang terbiasa dengan penggunaan teknologi digital dan memiliki keinginan memiliki investasi. Kami ingin para pemula ini bisa berinvestasi secara benar," kata Sigit.
Berinvestasi secara benar itu maksudnya investor dapat mencapai hasil investasi yang optimal, namun tetap memperhitungkan risiko.
"Kami berupaya membiasakan investor untuk menyeimbangkan antara target return dan risk tolerance serta konsisten melakukan diversifikasi aset. Kami percaya, investasi yang baik itu adalah investasi untuk jangka panjang dan dilakukan secara konsisten," kata Sigit.
Karena menyasar para investor pemula, Bibit menciptakan daya tarik dengan memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi dalam nominal sangat kecil. Bahkan, dengan duit Rp10.000, pengguna bisa membeli reksadana di Bibit.
Adapun timing, Bibit merasa masuk ke bisnis reksadana online ini di saat yang tepat. Pemicu utamanya adalah langkah regulator yang mengizinkan electronic know your customer (e-KYC) untuk proses registrasi nasabah.
(das/eds)