Riwayat IPO Garuda, Harga Ditentukan saat Menteri BUMN Salat Istikharah

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 06 Jun 2021 09:31 WIB
Foto: Infografis detikcom/M Fakhry Arrizal
Jakarta -

Maskapai penerbangan BUMN, Garuda Indonesia disebut-sebut sudah berada di ambang kebangkrutan. Garuda disebut menanggung rugi hingga Rp 1,43 triliun.

Sebagai perusahaan publik yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Mei lalu harga saham Garuda turun 2,94% menjadi Rp 264 per saham. Saham Garuda ini terus merosot hingga 10,20% dalam satu minggu terakhir.

Bagaimana ya sejarah ketika Garuda IPO? Begini ceritanya:

Garuda IPO pada Februari 2011 lalu. Saat itu harga yang ditawarkan sebesar Rp 750 per lembar saham.

Namun harga perdana tersebut menjadi polemik. Banyak kalangan menilai jika harga perdana yang ditawarkan terlalu mahal.

Kala itu sumber di Kementerian BUMN menyebutkan jika Menteri BUMN (saat itu Mustafa Abubakar) menentukan harga berdasarkan salat Istikharah. Harga ditetapkan RP 900 - Rp 1.080.

"Pak Menteri (Menteri BUMN Mustafa Abukbakar) bilang, berdasarkan hasil salat Istikharah saya, harga Garuda Rp 900-1080, no bargain," ucap sumber dari pemberitaan detikcom (17/2/2011).

Namun harga tersebut dinilai terlalu mahal. Banyak perusahaan riset independen yang menyebut harga saham Garuda ini bisa di kisaran Rp 560 - Rp 850 per lembar.

Satu pekan kemudian, Menteri BUMN Mustafa menyebut jika harga saham Garuda Indonesia ini tidak jatuh dari langit. Harga sesuai dengan mekanisme dan persyaratan yang berlaku.

"Saya sempat minta bagaimana kalau di Rp 900-1.060 per lembar. Tiga-tiganya (underwriter) langsung mundur. Akhirnya disepakati harga bersama, bukan jatuh dari langit, bukan hanya istikharah saja. Bahwasanya ada indera keenam ya bisa-bisa saja hahaha..," ujar Mustafa sambil tertawa.

Drama saham Garuda tak hanya berhenti di harga saja. Satu tahun berikutnya, setelah Menteri BUMN diganti menjadi Dahlan Iskan. Dia masih memiliki PR untuk menawarkan sisa saham Garuda Indonesia yang dimiliki tiga sekuritas BUMN ke lima pengusaha nasional.

Dahlan menawarkan melalui SMS ke Sandiaga Uno, Rachmat Gobel dan Chairul Tanjung, Anthony Salim dan Nirwan Bakrie.

'Berminatkah grup Anda membeli saham Garuda yang dikuasai tiga sekuritas BUMN dengan harga pasar saat ini? Kasihan tiga sekuritas tersebut. Kalau tidak ada pengusaha dalam negeri yang ambil, tentu akan dibeli asing. Saya tahu ini kemahalan dan kurang menarik'.



Simak Video "Soal Isu Pensiun Dini Karyawan Garuda, Ini Kata Menparekraf Sandiaga"

(kil/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork