Right Issue Terbesar di ASEAN, Saham BBRI Bisa Terbang Setinggi Apa?

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Sabtu, 25 Sep 2021 08:32 WIB
Foto: Dok. BRI
Jakarta -

Harga saham emiten bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI kembali melonjak pada perdagangan Jumat (24/9/2021) kemarin, di tengah kabar aksi korporasi right issue menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Berdasarkan data RTI Business, saham BBRI kemarin bergerak dari Rp 3.790-3.860 dan ditutup pada Rp 3.820/saham dengan nilai transaksi Rp 2,42 triliun. Adapun jumlah volume lembar saham BBRI yang diperdagangkan sebesar 634,5 juta lembar saham.

Sementara itu, per Kamis (23/9/2021) saham BBRI melonjak 4,43% ke Rp 3.770/saham dengan nilai transaksi Rp 1,6 triliun tertinggi di bursa. Asing juga beramai-ramai melakukan aksi beli bersih Rp 759,2 miliar.

Adapun nilai kapitalisasi pasar saham BBRI pada saat ini sebesar Rp 577 triliun. Melihat tren kenaikan pasca right issue tersebut, lantas saham BBRI bisa terbang setinggi apa?

Perusahaan Sekuritas CGS CIMB melalui risetnya optimistis aksi korporasi tersebut bakal berhasil. Hal ini didasari karena semua investor minoritas dengan porsi Rp 42 triliun menebus haknya (fully subscribed).

CGS CIMB juga menilai bahwa valuasi BBRI saat ini sudah tergolong murah sehingga risiko-nya terbilang rendah. Adapun dalam risetnya CGS CIMB menyebut nilai intrinsic BBRI berada di Rp 4.800/saham dengan rating buy.

Berdasarkan risetnya, jika rights issue BBRI terserap seluruhnya maka rasio dividen yang dibayarkan atau dividend payout ratio (DPR) BBRI akan meningkat untuk tahun 2021-2023 mencapai 6%-10%. Perhitungan ini menggunakan harga penutupan perdagangan Rabu (23/9) di Rp 3.610/saham.

Selain itu, CGS CIMB juga menyebut BRI menjadi salah satu pilihan utama emiten sektor bank karena memiliki profil risk-reward yang menarik. Pasalnya, total ekuitas BRI pasca right issue untuk 3 tahun ke depan akan meningkat dengan laju masing-masing 8%/6%/3%.

Adapun rasio profitabilitas sebagai salah satu tolak ukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba (profit) juga akan terkerek naik. Return on Asset (RoA) BBRI diperkirakan bakal kembali ke level tertinggi 3% sementara Return on Equity (RoE) bisa menyentuh 19% pada 2024.

CGS CIMB berharap adanya konsolidasi dan penambahan modal lewat skema right issue berdampak pada peningkatan penyaluran kredit per tahun secara compounding (CAGR) sebesar 13,5% sampai dengan 5 tahun ke depan lebih tinggi dari bank-bank besar lainnya, dengan pertumbuhan yang dipimpin oleh segmen ultra mikro.

CGS CIMB juga menilai bahwa valuasi BBRI saat ini sudah tergolong murah sehingga risiko-nya terbilang rendah. Adapun dalam risetnya CGS CIMB menyebut nilai intrinsic BBRI berada di Rp 4.800/saham dengan rating buy.




(akn/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork