Feronikel Bisa Selamatkan Kinerja Antam?

Feronikel Bisa Selamatkan Kinerja Antam?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 30 Jan 2022 21:45 WIB
Gedung ANTAM
Foto: Ari Saputra

Lucky mencontohkan fenomena pada awal 2020, di mana Antam terancam mengalami pelemahan yang cukup tajam, terutama akibat dampak Pandemi Covid-19. Namun situasi itu berubah dan Antam kembali menguat karena sektor usaha yang dilakukan juga mengalami peningkatan, termasuk di sektor feronikel dan emas.

"Kita ingat awal tahun 2020 Antam kondisi yang melemah, tapi dia berhasil menguat, karena selain feronikel juga dipicu harga emas saat itu tertinggi sepanjang sejarah di Antam, itu USD2.039,77 per troy ounce," jelasnya.

Lucky juga menjelaskan, beragam keuntungan yang didapat Antam dengan produksi feronikel dan sektor lainnya. Sektor ini kata dia, dapat menjadi pengganti ketika satu sektor mengalami penurunan dan pelemahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk feronikel, dari hasil tambang yang dilakukan bebebapa produsen hasil tambang,persoalan apakah signifikan atau tidak, tentu para miner memiliki diversifikasi atau beberapa produk lain, produk subsitusi untuk mendukung kinerja fundamental," jelasnya.

"Jadi saya melihat dengan produksi feronikel, Antam memiliki produk lain sebagai subsitusi atau pengganti kinerja fundamental, apabila salah satu produknya memiliki koreksi."

ADVERTISEMENT

Lalu, apakah feronikel yang dihasilkan Antam? Berkaitan dengan hal ini, Antam sendiri beberapa waktu lalu memberikan penjelasan. Melalui akun resminya @OfficialAntam menulis,

"Tahukah anda, feronikel yang dihasilkan oleh Antam memiliki 80% kadar besi & 20% nikel. Umumnya feronikel digunakan untuk bahan paduan pembuatan baja & memiliki unsur lapisan anti karat. Di Indonesia feronikel ini diproduksi di Pabrik Feronikel Pomala."

Tak Khawatirkan Saham

Ketika ditanya terkait saham Antam yang masih cenderung naik-turun di awal tahun 2022, Lucky Bayu santai saja menjawabnya. Ia mengaku sama sekali tidak khawatir dengan kondisi tersebut. Menurutnya, terjadinya pelemahan belakangan ini bersifat hanya temporal saja.

"Jadi menurut saya, justru saya melihat Antam dalam kondisi discount. Jadi pelemahan ini dimaknai sebagai koreksi temporer, peraturan kan bisa mengalami perubahan. Contoh, kebijakan-kebijakan yang sudah ada di sektor komoditi apakah itu pajak ekspor-impor di industri Kelapa Sawit, apakah DMO(domestik market obligation) di batu bara, itu kan mengikuti dinamika di sektor. Jadi pandangan saya, sentimennya ini temporer," jelasnya


(hal/dna)

Hide Ads