Perusahaan hasil duet Gojek dan Tokopedia (GoTo) sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin. Namun dengan listingnya GoTo ini banyak yang mengaitkan dengan saham Bukalapak yang belum lama ini terus-terusan turun sehingga membuat calon investor ragu.
Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir mengungkapkan saat ini investor di Indonesia memiliki pengetahuan yang terus bertambah setiap tahunnya.
"Menurut saya mungkin investor juga makin pintar, bisa membedakan satu dengan yang lain. Kalau anda lihat dari sisi keseharian orang bisa bicara banyak nggak yang pakai layanannya? Sesering apa? Bagaimana anda merasakan dampak positif ketika menggunakan layanan itu?," kata dia kepada detikcom, Selasa (12/4/2022).
Pandu menjelaskan, dengan suksesnya IPO GoTo dan perusahaan teknologi lain ini akan memicu banyaknya pilihan untuk para investor ketika memilih portofolio saham yang akan dibeli.
Dia juga menjelaskan terkait investasi pada instrumen saham. Saat ini, kebanyakan orang Indonesia ingin naiknya cepat dan kaya lebih cepat. Padahal investasi seharusnya bisa berjalan stabil.
"Menurut saya investasi itu harus banyak belajar dan tidak ada yang instan," imbuh dia.
Baca juga: Sederet Rekor yang Tercipta di IPO GoTo |
Pandu mencontohkan, untuk saham-saham yang dikeluarkan perusahaan harus dilihat seberapa dekat interaksinya dengan para investor. Lalu investor juga harus melihat bagaimana potensi pasarnya ke depan.
Untuk saham teknologi kini memang menjadi potensi besar baru di Indonesia. Ke depan potensi pasarnya akan semakin besar. Karena itu perusahaan-perusahaan harus membuat nilai tambah baru untuk menggunakan teknologi dan memberi nilai kepada para penggunanya.
"Contoh kalau dari sisi bisnis fintech, bagaimana bisa membuat pinjaman lebih mudah, misalnya pinjaman rumah, pinjaman kerja sehari hari atau pinjaman yang lebih murah, transparan dan cepat," jelas dia.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(kil/dna)