Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah dua hari berturut-turut mengalami penurunan dan meninggalkan level 7.000. Analis menilai ada sejumlah sentimen yang menyebabkan IHSG tersungkur di zona merah.
Ekonom dan Praktisi Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo mengungkapkan salah satu sentimennya adalah indeks Dow Jones yang juga sempat mengalami minus hingga 600 poin.
Kemudian dari dalam negeri adalah angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disebut tidak mengalami perubahan signifikan dan hanya tumbuh 5,01% pada kuartal I 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekonomi Indonesia kuartal IV 2021 itu 5,02%, lalu kuartal I 2022 5,01%, jika dilihat lebih detil itu belum mengalami perubahan yang signifikan, masih pada rata-rata," kata Lucky saat dihubungi detikcom, Selasa (10/5/2022).
Dia mengungkapkan, memang sebelum Lebaran indeks sempat menyentuh level tertinggi pada posisi 7.355. Namun hal itu berubah ketika angka PDB dirilis.
Selanjutnya harga minyak dunia juga disebut menjadi salah satu penyebab indeks gonjang-ganjing. Saat ini rata-rata harga minyak masih di angka US$ 100 per barel. Namun tidak diimbangi dengan harga emas yang belum mengalami kenaikan.
"Seharusnya pada saat yang sama harga emas itu sudah di level US$ 2.000 per troy ounce, tapi sekarang di kisaran US$ 1.800 per troy ounce. Nah di sini banyak anomali, sehingga pasar belum price in," tambah Lucky.
Menurut Lucky dibutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk penyesuaian dengan kondisi seperti ini. Kemudian langkah pemerintah sebagai pemangku kepentingan juga ditunggu oleh pasar untuk mengantisipasi kondisi tersebut.
Lanjut di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: IHSG Turun 7,71% Saat Penutupan Sesi I"
[Gambas:Video 20detik]