Investasi grup Telkom ke GoTo jadi masalah. Langkah Telkom ini sampai dipelototi oleh Komisi VI DPR. Bahkan komisi yang bermitra dengan Kementerian BUMN itu sampai harus membentuk panitia kerja alias panja khusus untuk menginvestigasi langkah investasi Telkom.
Investasi PT Telkom Indonesia (Persero) melalui anak usahanya Telkomsel di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk memang menjadi sorotan beberapa waktu belakangan ini. Sebab, investasi tersebut mencatat kerugian yang belum terealisasi atau unrealized loss sebesar Rp 811 miliar per Mei 2022.
Dalam catatan detikcom, Telkomsel secara bertahap menggelontorkan investasi ke GoTo sebesar Rp 6,4 triliun. Telkomsel pertama kali menyuntik Gojek sebesar US$ 150 juta atau Rp 2,1 triliun pada November 2020. Kemudian kembali menggelontorkan US$ 300 juta atau setara Rp 4,3 triliun.
Telkomsel sudah memperoleh keuntungan dari investasi di GOTO. Jika dihitung hingga akhir pekan lalu, keuntungan investasi Telkomsel di GOTO diperkirakan mencapai Rp 2,74 triliun.
Lonjakan keuntungan investasi TLKM ini terjadi akibat rally saham GOTO dalam sebulan terakhir. Saham GOTO tercatat melesat 73%, dari Rp 194 pada 13 Mei 2022 menjadi Rp 386 pada 10 Juni 2022. Dalam sebulan terakhir, saham GOTO hanya terkoreksi 3 kali, 14 kali mencatat kenaikan dan 2 hari stagnan.
Perlu diketahui, Telkomsel sendiri masuk ke GoTo sebelum perusahaan hasil merger ini IPO. Senior Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza mengatakan, investasi Telkomsel di Goto akan menciptakan value synergic positif yang akan dinikmati secara berkelanjutan.
Potensi unrealized loss yang terjadi saat ini hanya bersifat sementara mengikuti dinamika pasar dan tidak berdampak fundamental terhadap value synergic kerja sama yang sudah terbangun.
"Dinamika harga saham merupakan sesuatu yang lazim terjadi. Seperti tahun lalu, kami mencatatkan unrealized gain atas investasi Goto sebesar Rp 2,5 triliun," jelas Ahmad Reza kepada detikcom, Selasa (17/5/2022) yang lalu.
Di lain pihak, Pakar Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Eddy Junarsin menilai kerugian investasi dalam bentuk unrealized loss seperti yang dialami oleh Telkom merupakan hal yang wajar.
Lanjut di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Grab dan Danantara Buka Suara soal Isu Investasi ke GOTO"
(kil/das)