3 Keuntungan Pabrik Migor Anak Usaha BUMN Melantai di Bursa

3 Keuntungan Pabrik Migor Anak Usaha BUMN Melantai di Bursa

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 06 Jan 2023 16:49 WIB
Pekerja melakukan bongkar muat kelapa sawit yang akan diolah menjadi minyak kelapa sawit Crude palem Oil (CPO) dan kernel di pabrik kelapa sawit Kertajaya, Malingping, Banten, Selasa (19/6). Dalam sehari pabrik tersebut mampu menghasilkan sekitar 160 ton minyak mentah kelapa sawit. File/detikFoto.
Foto: Jhoni Hutapea
Jakarta -

Rencana initial public offering (IPO) yang akan dilakukan Palm Co mendapatkan banyak dukungan. Palm Co sendiri merupakan entitas subholding di bawah PTPN Group yang bakal mengelola aset kelapa sawit perusahaan pelat merah tersebut.

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan dengan menjadi perusahaan terbuka, Palm Co memiliki harapan untuk dapat tumbuh menjadi entitas bisnis BUMN yang lebih besar di masa mendatang.

Toto memaparkan dengan menjadi perusahaan terbuka, ada tiga manfaat yang akan bisa dinikmati Palm Co. Pertama, mendapatkan dana segar dari penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) yang dibutuhkan untuk ekspansi bisnis.

"Palm Co yang pasti akan mendapatkan dana segar IPO yang dibutuhkan untuk expansi usaha," terang Toto dalam keterangannya, Jumat (5/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, setelah menjadi perusahaan terbuka, maka kualitas tata kelola perusahaan akan semakin baik karena ada standar transparansi dan pengawasan dari pemegang saham maupun dari regulator secara berkala.
g
Dengan demikian, Palm Co tidak akan mudah diintervensi oleh pihak manapun yang dapat mengganggu dan membebani kinerja keuangan perusahaan.

"Menjadi perusahaan terbuka berarti akan meningkatkan kualitas governance perusahaan, sehingga intervensi dari pihak manapun bisa lebih diminimalisir," jelas Toto.
.
Manfaat ketiga, sebagai perusahaan terbuka kinerja Palm Co akan terus dituntut tetap prima agar tidak ditinggalkan investor. Kegiatan perusahaan dilakukan secara terbuka dengan melaporkan aksi korporasi dan laporan keuangan kepada publik secara berkala.

"Sebagai perusahaan terbuka akan dituntut performance yang prima, sehingga akan terus dilirik investor," lanjut Toto.

Bersambung ke halaman selanjutnya.


Toto mengatakan Palm Co yang merupakan hasil konsolidasi dari unit bisnis sawit di anak usaha PTPN Group akan bekerja lebih lincah karena bisa mandiri, mulai dari perencanaan bisnis hingga pelaksanaannya.

Tantangan Palm Co
Namun, dia mengatakan Palm Co juga memiliki tantangan karena hanya memegang sekitar 10% saja total lahan sawit nasional. Namun, dana IPO dinilai dibutuhkan untuk melakukan penanaman kembali lahan yang sudah tidak produktif.

Selain itu, hasil IPO dapat digunakan untuk bisnis hilirisasi. Salah satu program hilirisasi Palm Co adalah mengembangkan Energi Terbarukan (ET) dari minyak sawit mentah (CPO), sejalan dengan arah kebijakan energi dan pembangunan berkelanjutan Pemerintah.

"Palm Co bukan pemain terbesar. Keperluan IPO tentu juga terkait rencana replanting tanaman produktif dan program hilirisasi. Perlu performa bagus, setelah jadi Tbk. Supaya dianggap semenarik emiten sawit lain, seperti Grup Salim, Sinarmas atau Wimar," terang Toto.

Rencananya, Palm Co akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia tahun ini. Target dana yang akan diperoleh dari IPO sekitar Rp 5-10 triliun.


Hide Ads